
Badan Pangan Nasional (Bapanas) meminta tambahan anggaran sebesar Rp 16,026 triliun untuk tahun 2026. Alasannya, anggaran saat ini masih ada beberapa hal yang belum bisa terakomodir.
Dengan penambahan tersebut, nantinya Bapanas bisa memiliki anggaran sebesar Rp 16,105 triliun untuk tahun 2026. Usulan ini juga didukung oleh Komisi IV DPR RI.
“Untuk mendukung pelaksanaan program ketersediaan, akses, dan konsumsi pangan berkualitas, serta program dukungan manajemen, Badan Pangan Nasional mengusulkan tambahan anggaran sebesar Rp16,02 triliun,” kata Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi dalam Rapat Kerja Bapanas dengan Komisi IV DPR RI pada Senin (7/7) di Gedung Nusantara DPR RI, Jakarta Selatan.

Saat ini pagu indikatif Bapanas untuk tahun 2026 ada di angka Rp 79,4 miliar. Menurut Arief, pagu indikatif tersebut justru turun 52,96 persen dibanding pagu tahun 2025 pasca efisiensi sehingga membutuhkan tambahan.
“Dengan pagu indikatif tersebut, belum dapat mengakomodasi gaji dan tunjangan kinerja untuk CPNS pengadaan tahun 2024 sebanyak 147 orang,” ujarnya.
Selain untuk mengakomodasi gaji dan tunjangan kinerja untuk CPNS baru, nantinya penambahan tersebut juga akan dikucurkan untuk berbagai program bantuan pangan.

Secara rinci usulan penambahan anggaran tersebut mengalokasikan Rp 250,5 miliar untuk program reguler. Selain itu terdapat alokasi untuk bantuan pangan sebesar Rp 13,71 triliun, alokasi untuk bantuan bencana sebesar Rp 13,14 miliar dan alokasi untuk beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sebesar Rp 2,047 triliun.
Dalam rapat kali ini, Arief juga melaporkan realisasi penyerapan gabah dan beras dalam negeri. Per 4 Juli 2025 serapan gabah dan beras dalam negeri sudah mencapai 2,66 juta ton atau 88,98 dari target 3 juta ton. Dengan begitu, Perum Bulog kini memiliki stok 4,23 juta ton yang tersebar di seluruh gudang di Indonesia.