Jakarta (ANTARA) - PT Bank Mega Syariah memandang, tren penurunan suku bunga acuan (BI-Rate) menjadi momentum bagi perseroan untuk memperkuat dan mendorong pertumbuhan bisnis melalui pendekatan business-to-business-to-consumer (B2B2C).
Corporate Secretary Division Head Bank Mega Syariah Hanie Dewita dalam keterangannya di Jakarta, Selasa, menyampaikan bahwa hal ini dilakukan perseroan dengan menggandeng lembaga pendidikan dan kesehatan guna menjaring dana institusi sekaligus individu di dalamnya.
Dengan kekuatan ekosistem B2B2C, Bank Mega Syariah dapat menghasilkan net interest margin (NIM) lebih optimal.
Pada saat yang bersamaan, perseroan menyampaikan bahwa inovasi produk juga terus dilakukan, salah satunya melalui program-program unggulan yang dirancang sesuai kebutuhan nasabah.
Secara umum, Bank Mega Syariah menyambut baik keputusan bank sentral Indonesia yang menurunkan suku bunga acuan menjadi 5 persen per Agustus 2025.
Penurunan ini diyakini akan memberikan angin segar bagi perekonomian, mendorong konsumsi dan pembiayaan, serta memungkinkan perbankan meningkatkan laba melalui perluasan kredit.
Meski tidak menggunakan bunga (interest) sebagai dasar operasional, kebijakan suku bunga Bank Indonesia juga menjadi pertimbangan acuan bagi hasil di Bank Mega Syariah.
“Untuk menjaga daya saing, Bank Mega Syariah terus fokus memperkuat fundamental bisnis dengan menjaga komposisi dana murah atau CASA. Strategi ini membuat perseroan mampu menawarkan pembiayaan dengan harga yang lebih kompetitif kepada nasabah,” jelas Hanie.
Bank Mega Syariah terus memperkuat dana pihak ketiga (DPK), khususnya dana murah. Inovasi produk juga dilakukan dengan menghadirkan program Tabungan Mesya Berkah yang menawarkan beragam hadiah dan reward menarik. Di samping itu, ada juga Tabungan Mesya Berkah Rencana Sesukanya yang merupakan tabungan rencana dengan imbal hasil kompetitif.
Hingga Juli 2025, Bank Mega Syariah mengumpulkan total dana murah sebesar Rp3,4 triliun atau meningkat 8,58 persen year on year (yoy). Jumlah ini mencapai 37,38 persen dari total pembiayaan.
Meningkatnya dana murah turut mendongkrak DPK yang naik sebesar 10,8 persen yoy atau mencapai Rp10,86 triliun.
Upaya Bank Mega Syariah dalam mendorong dana murah juga ditopang oleh penguatan ekosistem digital, khususnya melalui aplikasi mobile banking M-Syariah yang menjadi motor penggerak pertumbuhan transaksi ritel.
Hingga pertengahan tahun ini, jumlah pengguna aktif M-Syariah meningkat lebih dari 65 persen (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara volume transaksi QRIS melonjak lebih dari 120 persen yoy.
Menurut perseroan, inovasi produk dan program loyalitas seperti Balapan QRIS, Tabungan Haji iB, serta Deposito Berkah Digital turut memberikan kontribusi terhadap peningkatan DPK.
Sementara dari sisi intermediasi, Bank Mega Syariah membukukan penyaluran pembiayaan lebih dari Rp9,18 triliun hingga Juli 2025, tumbuh 25,6 persen (yoy) dibandingkan Juli 2024.
Pertumbuhan ini ditopang oleh peningkatan pembiayaan korporasi yang naik 16,88 persen yoy hingga mencapai lebih dari Rp3,9 triliun, atau setara dengan 43 persen dari total pembiayaan.
Selain pembiayaan korporasi, Bank Mega Syariah terus memperkuat produk pembiayaan konsumer, khususnya pada produk pembiayaan tanpa agunan (Flexi Mitra) untuk nasabah payroll.
Sedangkan untuk versi non-payroll, Bank Mega Syariah menawarkan berbagai produk seperti pembiayaan pemilikan rumah (Flexi Home) dan pembiayaan multiguna (Flexi Multiguna). Adapun total Pembiayaan konsumer per Juli 2025 sebesar Rp523 miliar, meningkat 46,09 persen yoy.
“Dengan tren penurunan suku bunga, Bank Mega Syariah tetap menjaga daya saing dengan menghadirkan produk pembiayaan yang kompetitif dan sesuai kebutuhan nasabah,” tutup Hanie.
Baca juga: Bank Mega Syariah bukukan laba Rp117,30 miliar pada semester I 2025
Baca juga: Bank Mega Syariah catat DPK tumbuh 18 persen per Juni 2025
Baca juga: Bank Mega Syariah: Tabungan haji capai Rp303 miliar hingga Juni 2025
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.