Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri melayat ke rumah duka Ni Jero Samiarsa, ibunda dari Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara, Senin (4/8).
Wakil Wali kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa mengungkapkan, salah satu alasan Megawati melayat karena tak lepas dari kedekatan PDIP dengan Puri Agung Satria Denpasar.
Salah satu tokoh Puri Agung Satria bernama Cokorda Bagus Sayoga, tokoh Partai Nasional Indonesia (PNI) Bali memiliki kedekatan dengan Presiden Sukarno.
Sementara itu, anak dari Sayoga, mantan Menteri Koperasi dan UMKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga menikah dengan Mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Darmawati Puspayoga.
Bintang Puspayoga merupakan kakak Jayanegara.
"Kita semua tahu, tidak hanya Denpasar, tetapi PDI Perjuangan Bali mengetahui semua bahwa bagaimana sejarah lahirnya PDI Perjuangan di Bali berangkat dari Puri Satria. Di Puri Satria ada sosok Anak Agung Puspayoga yang juga suami dari Ibu Bintang Puspayoga," katanya.
"Oleh karena itu lalu bicara kedekatan sejarahnya PDIP lahir di Bali itu berangkat dari Puri Satria," sambungnya.
Dalam struktur organisasi partai, Megawati memberikan jabatan Bintang Puspayoga sebagai Ketua Bidang Perempuan dan Anak PDIP. Hal ini juga karena kedekatan emosional PDIP dengan Puri Agung Satria.
"Kemudian sekarang Bintang Puspayoga dipercaya menjadi salah satu ketua DPP. Jadi perjuangan pasti akan terbangun kedekatan-kedekatan emosional dari seorang ketua-ketua kepada ketua DPP (ketum)," kata Politikus PDIP ini.
Pengamat politik dari Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) Denpasar I Nyoman Subanda mengamini pernyataan Made Urip. Dia mengatakan, Sukarno memiliki kedekatan dengan tokoh-tokoh Puri Agung Satria. Kedekatan ini dimulai dengan kecintaan Sukarno terhadap Pulau Dewata karena ibunya, Ida Ayu Nyoman Rai berdarah Bali.
Subanda mengatakan lambat laun sebagian keluarga tokoh Puri Agung Satria Denpasar bergabung dengan PNI. Bahkan, saat Orde Baru menggulingkan Sukarno, keluarga Puri tetap menjadi kader yang loyal. Keluarga Puri tetap setia pada keluarga partai berlambang banteng moncong putih itu.
Menurut Subanda, Megawati telah lama memberi perhatian kepada keluarga tokoh Puri Agung Satria karena loyalitas. Perhatian ini tampak saat PDIP berusaha agar Puspayoga duduk di kursi DPRD Denpasar tahun 1999 dan kemudian menjadi Wali Kota Denpasar tahun 2000-2008 (dua periode), Wakil Gubernur Bali (2008-2013).
Bahkan, saat Puspayoga gagal menjadi Gubernur Bali tahun 2014, Megawati mengusulkan kepada Jokowi, agar Puspayoga menjadi Menteri Koperasi dan UMKM.
“Ketika zaman Orde Baru ada Golkarisasi itu, Puri (Agung) Satria masih ada yang loyal. Keluarga Puspayoga tetap di PNI hingga menjadi PDIP. Ketika zaman sudah dekat reformasi, ketika Mega mendapat banyak tekanan, intervensi, ada rumah kader dibakar, ada yang mendapat intimidasi keluarga Puspayoga ini tetap setia. Waktu itu, Megawati banyak diperhatikan keluarga ini. Jadi, keterikatan itu sudah ada, konsisten dan bukan hanya soal partai," ujar Subanda tahun 2019 lalu.