Liputan6.com, Jakarta Kekalahan AC Milan dari Cremonese di pekan pembuka Serie A 2025/2026 memunculkan tanda tanya besar soal arah perjalanan tim musim ini. Perubahan besar di musim panas ternyata belum mampu mengubah wajah Rossoneri.
Meski ada pelatih baru, manajemen baru, dan sederet rekrutan anyar, performa Milan masih terasa seperti musim lalu. Kekalahan dari tim yang baru naik dari Serie B hanya menegaskan masalah mendasar yang belum terselesaikan.
Fabio Capello pun angkat bicara, memberikan kritik pedas terhadap penampilan Milan. Menurut sang legenda, semua kelemahan lama kembali terlihat dan itu membuat situasi semakin mengkhawatirkan.
Kritik Pedas dari Capello
Capello menyoroti bahwa kekalahan dari Cremonese tidak menunjukkan perubahan berarti di tubuh Milan. "Pada titik tertentu, saat menonton pertandingan, saya berkata kepada istri saya, ‘ini tim tahun lalu’. Semua masalah yang ada musim lalu muncul lagi. Tempo lambat, posisi buruk saat kehilangan bola, dan yang terpenting, kurang karakter," ujarnya kepada La Gazzetta dello Sport.
Menurut Capello, bahkan debut Luka Modric tidak mampu menutupi kelemahan kolektif tim. "Biarkan Modric sendiri. Dia pengecualian klasik yang mengkonfirmasi aturan. Selebihnya, kelemahan terlihat jelas. Gimenez, misalnya, tampak kesulitan di San Siro," tambahnya.
Ia menegaskan bahwa bermain untuk Milan di San Siro tidak bisa disamakan dengan bermain di stadion lain. Tekanan dan atmosfer yang ada menuntut mentalitas yang lebih kuat dari para pemain.
Allegri Soroti Masalah Utama
Massimiliano Allegri, yang kini menangani Milan, juga menyoroti persoalan serius tim. "Tim kesulitan untuk merasakan bahaya," katanya usai laga. Baginya, masalah utama bukan sekadar teknis, melainkan soal sikap dan posisi di lapangan.
Capello setuju dengan pendapat itu, dengan menekankan bahwa setiap kali Milan kehilangan bola, mereka selalu dalam kondisi tidak seimbang. "Saat lawan menyerang balik, mereka bisa memanfaatkan ruang karena ada empat atau lima pemain bebas. Loftus-Cheek lambat turun, Fofana terlalu maju," jelasnya.
Ia menambahkan bahwa dibandingkan Napoli yang semua pemainnya langsung berusaha merebut bola kembali, Milan justru terlihat pasif. Situasi ini menurutnya hanya mengulang kelemahan musim lalu.
Taktik dan Masalah Struktural
Capello percaya bahwa Allegri tentu akan mencoba memperbaiki kelemahan tersebut. "Allegri bisa dikritik untuk banyak hal, tapi tidak untuk mengabaikan fase bertahan," katanya. Namun, masalah tidak hanya ada di taktik, melainkan juga di kesediaan pemain untuk bekerja lebih keras.
Ia mengkritik sikap beberapa pemain yang hanya "berlari" tanpa niat merebut bola dengan agresif. Bagi Capello, di Milan, seharusnya pemain bertahan tidak sekadar mengandalkan insting, melainkan benar-benar membaca pergerakan lawan.
Selain lini belakang, serangan Milan pun dinilai tidak meyakinkan. Capello menilai tempo permainan yang lambat membuat semua hal jadi sulit, bahkan Modric yang mencoba mengubah permainan pun kesulitan karena masalah sudah bermula dari lini belakang.
Bursa Transfer dan Harapan ke Depan
Meski kalah, Allegri memilih untuk tidak mengeluh soal bursa transfer. Capello menilai itu karena gaya komunikasi sang pelatih yang selalu tenang dan ingin melindungi tim. Namun, ia yakin Allegri tetap menyampaikan permintaan khusus ke manajemen.
Menurut Capello, struktur tim Milan masih belum lengkap. "Saya sering katakan, tim dibangun dengan teori pohon: bek tengah yang solid, gelandang bertahan yang bisa mengalirkan bola, dan penyerang yang mencetak gol. Sesuatu dari pohon Milan hilang untuk Max," tegasnya.
Nama Dusan Vlahovic kembali dikaitkan dengan Milan setelah gagal merekrut Victor Boniface. Capello sendiri percaya kalau Vlahovic bisa cocok, tapi keputusan tetap bergantung pada kemampuan finansial klub dan strategi yang dibuat Allegri bersama Igli Tare.
...