Sejumlah warga di Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru, menjadi korban serangan anjing liar yang diduga terpapar rabies.
Hingga Kamis (21/8) malam, tercatat sudah sembilan orang yang mengalami luka akibat gigitan anjing tersebut.
“Hingga kini ada sembilan orang yang sudah kita data menjadi korban gigitan anjing diduga rabies tersebut,” kata Kapolsek Tenayan Raya Kompol Dodi Antoni.
Menurut keterangan polisi, ada tiga ekor anjing liar berwarna coklat yang keluar dari semak-semak di sekitar Jalan Imam Munandar, Tenayan Raya, pada hari Kamis itu. Dari tiga ekor tersebut, satu ekor diduga terinfeksi rabies karena menunjukkan perilaku agresif.
“Jadi yang satu ini, setiap dia lihat orang langsung mengejar dan menggigit. Dia muncul dari semak-semak,” jelas Dodi.
Anjing itu dilaporkan berkeliaran dan menyerang warga di sedikitnya lima lokasi berbeda pada hari yang sama, yakni Jalan Imam Munandar, Jalan Mangga, Jalan Kamboja, Jalan Singgalang, dan Jalan Sudimoro.
Saat ini, sembilan korban sedang mendapatkan perawatan intensif di ruang IGD RSUD Arifin Achmad, Pekanbaru. Sementara itu, seekor anjing liar yang diduga terpapar rabies sudah berhasil dibunuh warga, sedangkan dua ekor lainnya masih dalam pencarian.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pekanbaru memastikan seluruh korban gigitan anjing liar di Kecamatan Tenayan Raya sudah mendapat penanganan medis.
Para korban juga akan kembali menjalani pemeriksaan lanjutan pada 28 Agustus 2025 mendatang.
“Seluruh korban sudah mendapat pengobatan. Saat ini mereka rawat jalan dan sudah diberi suntikan vaksin rabies. Hingga hari ke-21 nanti, para korban akan terus mendapatkan perawatan,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Pekanbaru, Edi Satriawan saat dikonfirmasi Jumat (22/8).
Ia menegaskan, hingga kini belum dapat dipastikan apakah ada korban yang terinfeksi rabies. Pasalnya, hasil uji laboratorium terhadap sampel salah satu anjing yang berhasil dilumpuhkan warga belum keluar.
“Belum bisa dikatakan korban ada yang terserang rabies, karena hasil pemeriksaan sampel dari anjing yang dibunuh warga masih kita tunggu. Kepala anjing tersebut sudah dibawa ke UPT Laboratorium Veteriner dan Klinik Hewan (LVKH) Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau,” jelasnya.
Edi berharap jumlah korban tidak akan bertambah, sebab anjing yang diduga terinfeksi rabies sudah berhasil dibunuh. Dua ekor lainnya masih dalam pencarian.
“Karena terbunuh, kita ambil sampel darahnya untuk diuji. Kalau anjing itu masih hidup, tentu lebih mudah dilihat secara fisiknya,” tambah Edi.
Lebih jauh, Edi menyampaikan Dinkes Pekanbaru sudah berkoordinasi dengan Dinas Peternakan dan Dinas Kesehatan Provinsi Riau untuk langkah antisipasi ke depan.
“Berawal dari kasus ini, ke depan kami berharap ada semacam posko rabies di setiap kelurahan sehingga apa pun yang terjadi bisa cepat ditangani. Bisa jadi juga nanti dilakukan razia atau penangkapan anjing liar, serta penyuntikan vaksin rabies untuk hewan peliharaan warga seperti anjing atau kucing,”...