
Ada beberapa penyebab proses sosialisasi budaya nasional yang dapat membentuk jiwa kebangsaan. Sosialisasi budaya nasional merupakan proses di mana individu belajar, menginternalisasi, serta menyebarluaskan norma, nilai, dan identitas.
Hal ini akan membentuk jiwa kebangsaan. Proses ini tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan berkembang secara bertahap dan terstruktur melalui banyak saluran sosial.
Penyebab Proses Sosialisasi Budaya Nasional yang Penting untuk Diketahui

Dikutip dari buku Pengantar Sosiologi, Syamsiah dkk (2020: 12), sosialisasi budaya berperan penting dalam pembentukan identitas budaya individu. Hal ini memperkuat rasa memiliki terhadap komunitas atau kelompok budaya tertentu.
Keluarga, sekolah, media massa, serta lembaga-lembaga publik lainnya menjadi arena utama pengkajian dan penanaman nilai-nilai budaya nasional. Selain itu, interaksi antarbudaya mendorong terbentuknya sintesis nilai lokal dan nasional.
Baik dari dalam maupun luar, faktor-faktor seperti akulturasi, difusi, inovasi, dan seleksi budaya turut menentukan pilihan nilai yang dipertahankan atau diadaptasi.
Keberadaan pemerintah sebagai agen formal melalui kebijakan dan kurikulum pendidikan juga sangat berpengaruh. Di era globalisasi, media digital serta arus komunikasi internasional menuntut penyesuaian agar identitas budaya tetap relevan.
Secara keseluruhan, sosialisasi budaya nasional merupakan rangkaian strategi serta proses interaktif. Hal ini melibatkan berbagai pihak dan mekanisme sosial.
Berikut ini adalah beberapa penyebab proses sosialisasi budaya nasional yang dapat membentuk jiwa kebangsaan.
1. Akulturasi dan Difusi Budaya
Budaya nasional terbentuk dari proses difusi (penyebaran unsur budaya antar wilayah). Hal ini juga terbentuk dari proses akulturasi (perpaduan budaya asing ke dalam budaya lokal).
Misalnya, pengenalan agama Islam, Hindu-Buddha, atau pengaruh Barat tidak sepenuhnya diadopsi mentah-mentah. Melainkan melalui proses selektif yang menghasilkan bentuk yang disesuaikan dengan nilai lokal.
2. Sintesis & Seleksi Budaya
Tidak semua unsur budaya diterima. Terjadi proses seleksi budaya yang mengedepankan nilai-nilai yang dianggap mampu menyatukan bangsa dan merepresentasikan identitas nasional, seperti bahasa Indonesia, lambang, dan simbol negara.
3. Peran Pemerintah dan Lembaga Pendidikan
Pemerintah melalui kebijakan dan kurikulum memasukkan nilai kebangsaan, sejarah nasional, serta seni tradisional ke sekolah. Institusi budaya seperti museum dan pusat kebudayaan pun menjadi media penting dalam sosialisasi budaya nasional.
4. Media Massa dan Teknologi
Media cetak, televisi, film, dan internet menyebarluaskan nilai nasional secara masif. Teknologi modern mempercepat difusi budaya. Sementara masyarakat diharapkan melakukan “filterisasi” untuk menjaga identitas budaya.
5. Masyarakat Lokal dan Komunitas
Kelompok masyarakat seperti komunitas adat, organisasi budaya, seniman, dan warga sipil turut andil dalam pelestarian dan pembaruan budaya. Aktivitas membentuk jembatan antara budaya lokal dan nasional, serta menjaga keberagaman.
6. Sejarah dan Identitas Kolektif
Rasa persatuan dari pengalaman sejarah, perjuangan kemerdekaan, sumpah pemuda, dan pergerakan nasional, menumbuhkan identitas bersama dan memicu semangat sosialisasi budaya nasional.
Baca juga: Bagaimana Jajanan Khas Sumatera Selatan Dapat Menjadi Daya Tarik Wisata Budaya?
Itulah beberapa penyebab proses sosialisasi budaya nasional yang dapat membentuk jiwa kebangsaan. Dengan demikian, identitas kebangsaan yang kokoh dapat dibangun atas dasar keragaman budaya lokal dan dikelola dengan bijak. (Gin)