Wacana Pilkada Melalui DPRD Dinilai Ancam Iklim Demokrasi dan Suburkan Oligarki Politik

1 month ago 10
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Wacana Pilkada Melalui DPRD Dinilai Ancam Iklim Demokrasi dan Suburkan Oligarki Politik Ilustrasi pilkada langsung(Dok.MI)

KOMITE Pemilih Indonesia (TePI Indonesia) menolak keras wacana pengembalian sistem pemilihan kepala daerah (Pilkada) dari pemilihan langsung menjadi pemilihan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). 

Koordinator Komite Pemilih Indonesia, Jeirry Sumampow mengatakan wacana tersebut sebagai langkah mundur yang berbahaya bagi demokrasi dan terlihat sebagai upaya mengabaikan putusan konstitusional. 

“Tepi Indonesia menegaskan bahwa pengembalian Pilkada ke DPRD akan menghilangkan hak rakyat untuk memilih secara langsung dalam menentukan pemimpin daerahnya. Partisipasi publik yang telah dibangun sejak era reformasi akan runtuh. Ini bukan hanya sekadar mekanisme pemilihan, ini adalah inti dari kedaulatan rakyat,” katanya dalam keterangan yang diterima Media Indonesia pada Kamis (31/7). 

Menurut Jeirry, Argumen alasan efisiensi biaya, maraknya politik uang dan pencegahan polarisasi politik yang dikemukakan para elite politik sebagai dasar mengubah pola pemilihan adalah ilusi. Menurutnya, pilkada lewat DPRD  justru akan terjadi pergeseran politik uang dari skala massal ke skala yang lebih tersembunyi, di mana setiap suara anggota DPRD akan menjadi komoditas transaksi politik yang mahal dan sulit diawasi.

“Jika rakyat tidak lagi memilih langsung, apa gunanya partisipasi politik mereka? Hilangnya kontrol langsung ini akan memutus ikatan antara pemimpin dan pemilih, serta berpotensi menumbuhkan apatisme politik di kalangan masyarakat,” ungkapnya. 

Jeirry juga mengkritik sikap Pemerintah dan DPR yang melawan Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 135/2024. Padahal kata Jeirry, putusan MK tersebut secara tegas telah menutup ruang adanya pemilihan kepala daerah melalui DPRD, dengan memisahkan Pemilu Nasional dan Pemilu Lokal.

Selain itu, Jerry menegaskan bahwa kepala daerah yang dipilih oleh DPRD akan cenderung memiliki loyalitas utama kepada partai politik dan anggota dewan yang memilihnya, bukan kepada rakyat. 

“Ini akan secara drastis melemahkan akuntabilitas publik mereka, rakyat akan kehilangan mekanisme langsung untuk menghukum atau memberi apresiasi kepada pemimpin daerah melalui kotak suara,” tuturnya. 

Suburkan oligarki politik 

Jerry juga menyoroti dampak pemilihan kepala daerah melalui DPRD terhadap suburnya praktik oligarki politik. Ia menilai keputusan tentang siapa yang menjadi kepala daerah akan sepenuhnya berada di tangan elite partai dan koalisi politik di DPRD berpotensi akan mengambil kesepakatan-kesepakatan terkait isu publik secara tertutup. 

“Ini berisiko tinggi melahirkan pemimpin yang tidak representatif dan hanya melayani kepentingan kelompok tertentu,” tukasnya. 

Menurut Jerry Pilkada melalui DPRD bukan hanya memundurkan iklim demokrasi namun juga akan membuka keran praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) secara lebih masif. Ia pun mewanti agar wacana tersebut tidak terealisasi mengingat ada dukungan kuat di tingkat eksekutif hingga mayoritas parlemen.   

“Tepi Indonesia menyerukan kepada seluruh elemen masyarakat sipil, akademisi, dan partai politik yang masih menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi untuk bersatu menolak wacana ini. Sebab demokrasi bukan hanya tentang efisiensi, tapi tentang representasi, akuntabilitas, dan partisipasi rakyat. Jangan biarkan demokrasi kita dikorbankan demi kepentingan sesaat, apalagi dengan mengesampingkan pilar hukum dan konstitusi,” pungkasnya. (Dev/M-3)

Read Entire Article