
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan bahwa cacar monyet (monkeypox/mpox) bukan lagi dianggap sebagai keadaan darurat kesehatan internasional. WHO mencabut status darurat setelah para ahli melaporkan penurunan infeksi penyakit tersebut di titik-titik panas di seluruh Afrika.
"Sudah terjadi penurunan kasus yang berkelanjutan di Republik Demokratik Kongo serta negara-negara lain yang terdampak, termasuk Burundi, Sierra Leone, dan Uganda," kata direktur jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, Jumat (6/9).
"Komite Darurat Mpox bertemu kemarin dan memberi tahu saya bahwa menurut pandangan mereka, situasi ini tidak lagi merupakan darurat kesehatan internasional. Saya telah menerima saran tersebut," imbuhnya.
Kendati demikian, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika (Africa CDC) menyatakan bahwa mpox masih dianggap sebagai darurat kesehatan masyarakat di tingkat benua. Africa CDC melaporkan bahwa masih terjadi peningkatan kasus di Ghana, Liberia, Kenya, Zambia, dan Tanzania, meskipun jumlah kasus terkonfirmasi mingguan menurun hingga 52%. Kasus baru virus ini juga dilaporkan di Malawi, Ethiopia, Senegal, Togo, Gambia, dan Mozambik.
Urgensi penanganan harus tetap dipertahankan
WHO menetapkan mpox sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) atau darurat kesehatan global dengan level kewaspadaan tertinggi pada Agustus tahun lalu, setelah varian baru penyakit ini menyebar dari Republik Demokratik Kongo ke negara-negara sekitarnya.
Mpox ditularkan melalui kontak dekat. Umumnya gejalanya ringan, namun dalam kondisi tertentu dapat berakibat fatal. Pasien biasanya mengalami gejala mirip flu, disertai lesi bernanah pada tubuh. Kelompok dengan risiko tertinggi meliputi anak-anak, ibu hamil, serta individu dengan sistem imun lemah seperti penderita HIV.
Meski ancaman mpox belum sepenuhnya hilang, WHO kini memutuskan menurunkan status darurat PHEIC. Kebijakan ini mengikuti rekomendasi Komite Darurat yang secara berkala meninjau perkembangan wabah setiap tiga bulan.
“Meski status darurat dicabut, kita tetap harus menjaga kewaspadaan,” ujar Dimie Ogoina, perwakilan Komite Darurat.
Data menunjukkan tingkat kematian yang cukup tinggi pada pasien HIV/AIDS, terutama di Uganda dan Sierra Leone. Kerentanan juga ditemukan pada bayi dan anak-anak di DRC. Hingga kini, varian klade Ib masih menjadi tipe mpox yang paling dominan di kawasan Afrika sub-Sahara. Sejumlah kasus terkait perjalanan pun terdeteksi di luar Afrika, termasuk di Thailand, Inggris, dan beberapa negara lain.
(Aljazeera/E-3)