Fenomena Bendera One Piece Mengingatkan Bintang Kejora di Era Gus Dur

2 hours ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

TEMPO.CO, Jakarta - Fenomena pemasangan bendera One Piece yang sedang marak belakangan ini mengingatkan kisah Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid atau yang disapa Gus Dur. Dia pernah mengambil langkah yang dianggap berani dan berbeda dalam menyikapi soal pengibaran bendera selain bendera merah putih.

Sikap Gus Dur berbeda dengan pemerintah saat ini. Di mana Gus Dur memperbolehkan pengibaran bendera Bintang Kejora. Sikap ini mencerminkan pendekatan Gus Dur yang lebih humanis dan kultural dibandingkan pendekatan kekuasaan atau militer yang sering digunakan pemerintah sebelumnya maupun sesudahnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sementara pemerintah sekarang melihat pengibaran bendera One Piece berpotensi sebagai tindakan pidana. Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Budi Gunawan mengatakan terdapat konsekuensi pidana terhadap tindakan yang dapat menciderai kehormatan bendera merah-putih.

Dia mengatakan pemerintah bakal mengambil tindakan hukum jika ada kesengajaan dan upaya memprovokasi dalam tindakan itu. "Ini adalah upaya kami untuk melindungi martabat dan simbol negara," kata Budi dalam keterangan tertulisnya pada Jumat, 1 Agustus 2025.

Sementara bagi Gus Dur, Bintang Kejora bukan semata-mata simbol separatisme atau perlawanan terhadap negara melainkan merupakan bagian dari ekspresi budaya dan identitas masyarakat Papua. Ia menyamakan bendera ini dengan bendera-bendera lokal di daerah lain di Indonesia, yang tak selalu mengandung makna politik. Selama bendera Merah Putih tetap dikibarkan sebagai lambang utama negara, menurutnya tidak ada alasan untuk khawatir terhadap keberadaan Bintang Kejora.

Sikap ini tergambar dalam salah satu momen ketika Menkopolhukam Wiranto melaporkan tentang pengibaran Bintang Kejora, Gus Dur hanya bertanya apakah bendera Merah Putih masih berkibar. Setelah dijawab bahwa Merah Putih masih ada, ia dengan santai menanggapi, “Ya sudah, anggap saja Bintang Kejora itu umbul-umbul.” Hal ini memperlihatkan cara pandangnya yang tidak reaksioner dan lebih menekankan pada semangat rekonsiliasi.

Langkah Gus Dur tersebut diambil antara akhir tahun 1999 hingga awal 2000, dalam periode penting bagi relasi antara pemerintah pusat dan masyarakat Papua. Ia bahkan mengizinkan Bintang Kejora dikibarkan, dengan ketentuan bahwa posisinya harus lebih rendah dari Merah Putih, sebagai bentuk penghormatan terhadap kedaulatan Indonesia. Dalam kunjungannya ke Papua pada 30 Desember 1999, Gus Dur juga menyelenggarakan dialog terbuka di Jayapura dan mengembalikan nama “Papua” yang sebelumnya diganti menjadi “Irian Jaya” oleh Orde Baru.

Tujuan utama Gus Dur memperbolehkan pengibaran Bintang Kejora adalah membangun rasa saling percaya antara rakyat Papua dan pemerintah. Ia percaya bahwa pengakuan atas identitas dan budaya lokal bisa menjadi kunci untuk meredam konflik dan memperkuat rasa kebangsaan dari dalam diri masyarakat Papua. Pendekatan berbasis keadilan, penghormatan, dan kemanusiaan menurutnya lebih efektif dibandingkan pendekatan represif.

Putrinya, Alissa Wahid, juga menegaskan bahwa kebijakan ini bertujuan agar orang Papua merasa aman mengekspresikan identitas budayanya tanpa rasa takut, dan dengan demikian tumbuh kecintaan terhadap Indonesia. Bagi Gus Dur, pengibaran Bintang Kejora bukan bentuk dukungan terhadap pemisahan diri, tetapi tanda bahwa negara menghargai keberagaman.

Meski begitu, keputusan ini tetap menimbulkan perdebatan di tingkat nasional karena Bintang Kejora telah lama diasosiasikan sebagai simbol separatis. Setelah Gus Dur lengser, kebijakan ini dihentikan. Pengibaran Bintang Kejora kembali dilarang, kecuali dalam konteks budaya dan tetap di bawah Merah Putih, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Otonomi Khusus Papua. Kebijakan Gus Dur memperbolehkan Bintang Kejora berkibar dilandasi semangat rekonsiliasi dan penghargaan terhadap jati diri Papua, bukan pengakuan terhadap separatisme, melainkan untuk memperkuat keutuhan NKRI melalui pendekatan dialog dan penghormatan.

Noval Panji Nugroho dan Budiarti Utami Putri berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan Editor: Mengapa Pemasang Bendera One Piece Tak Bisa Dipidana

Read Entire Article