
PERDANA Menteri Pakistan Shehbaz Sharif mengatakan negaranya mengecam keras penyerbuan terbaru ke Masjid Al-Aqsa oleh sejumlah pejabat Israel bersama kelompok pemukim di bawah perlindungan polisi.
"Penistaan terhadap salah satu situs suci Islam ini bukan hanya penghinaan bagi umat Islam di seluruh dunia, tetapi juga serangan langsung terhadap hukum internasional dan hati nurani seluruh umat manusia. Provokasi sistematis semacam itu oleh kekuatan pendudukan, ditambah dengan seruan sembrono untuk aneksasi, membahayakan prospek tersebut," tulis Sharif di X pada Senin (4/8).
Sharif menekankan bahwa tindakan tersebut adalah upaya Israel meningkatkan ketegangan di Palestina dan wilayah yang lebih luas, memaksa Timur Tengah kembali ke keadaan tidak stabil dan penuh konflik.
"Pakistan menegaskan kembali seruannya yang mendesak untuk gencatan senjata segera, diakhiri semua tindakan agresi, dan pemulihan proses perdamaian yang kredibel yang mengarah pada Negara Palestina yang merdeka dan layak, dengan Al-Quds Al-Sharif (Jerusalem) sebagai ibu kotanya sesuai dengan hukum internasional dan resolusi PBB yang relevan," tegasnya.
Sejumlah laporan media menunjukkan bahwa pejabat dan pemukim sayap kanan Israel yang dipimpin oleh kepala keamanan nasional Itamar Ben-Gvir memaksa masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa di Jerusalem Timur pada Minggu (3/8) untuk berdoa di sana. Aksi ini melanggar kesepakatan yang telah lama berlaku.
Pengaturan yang telah berlaku selama beberapa dekade ini memungkinkan orang Yahudi untuk berkunjung, tetapi tidak untuk beribadah di sana.
Sementara itu, Ben-Gvir, sekutu ultranasionalis kepala otoritas Israel Benjamin Netanyahu, mengunggah video di media sosial yang memperlihatkan dirinya berdiri di situs suci umat Islam tersebut.
Ia dikelilingi oleh para pemukim Yahudi dan polisi Israel. (Sputnik/Ant/I-2)