
PRESIDEN Mahasiswa Universitas Islam Bandung (Unisba), Kamal Rahmatullah membantah adanya massa aksi yang diduga provokator masuk ke dalam kampus, saat aparat menembakkan gas air mata pada Selasa (2/9) pukul 23.39 WIB malam. Ia menegaskan bahwa mahasiswa Unisba saat itu tengah beristirahat.
“Saya tepis, karena saya posisinya stay betul dengan kawan-kawan, jadi enggak ada yang berlarian ke arah sini. Aksi unjuk rasa telah berakhir menjelang Magrib dan massa tengah beristirahat,” tegasnya.
Menurut Kamal, demonstrasi yang dilakukan terorganisir, memiliki naskah kajian yang jelas, techlab-nya pun ada dan dilakukan sesuai prosedur. Area kampus merupakan safe zone atau zona aman bagi mahasiswa, yang dilindungi oleh undang-undang.
Keterangan Kamal juga sejalan dengan pernyataan Rektor Unisba Prof. A. Harits Nu’man, yang menyatakan bahwa aksi unjuk rasa di Gedung DPRD Jawa Barat (Jabar) telah berakhir pada sore hari. Mahasiswa berada di kampus untuk beristirahat.
“Demo berakhir pukul 17.00 WIB. Sekitar pukul 17.20 sudah ada korban yang masuk ke posko kesehatan, dan penanganan berakhir sekitar pukul 20.30. Hingga pukul 21.00 WIB masih ada mahasiswa yang sesak napas dan lemas, namun semuanya berhasil ditangani dan dijemput keluarga,” terangnya.
Harits menambahkan, posko kesehatan Kampus Unisba resmi ditutup pukul 21.00 WIB. Namun, kerusuhan justru pecah setengah jam kemudian. “Kejadian semalam, seingat saya, mulai masif sekitar pukul 21.30,’ imbuhnya.
Menurut Harits, kerusuhan dipicu oleh kelompok massa yang masih bergerombol di kawasan Jalan Tamansari meski demonstrasi utama sudah bubar. Mereka memblokir jalan mulai dari Taman Radio, Purnawarman, Simpang Harian Banga, hingga depan Gedung LPPM dan kawasan Tamansari. Gerombolan itulah yang memicu kericuhan,” jelasnya.
Aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Jabar pada Senin (1/9) malam sendiri berakhir ricuh. Aparat menembakkan gas air mata yang mengenai area Kampus Unisba dan Universitas Pasundan (Unpas). Insiden ini menyebabkan sejumlah mahasiswa dan petugas keamanan kampus mengalami luka-luka. Menurut laporan dari akun media sosial @info.mahasiswaunisba, sekitar pukul 23.24 WIB, gas air mata ditembakkan dari arah Jalan Tamansari menuju area kampus Unisba yang gelap, tepatnya saat sejumlah massa aksi tengah beristirahat di dalam lingkungan kampus.
Rekaman video viral memperlihatkan detik-detik gas air mata menghantam area pendidikan tersebut. Akibat tembakan gas air mata ini, beberapa mahasiswa dan petugas keamanan kampus mengalami dampak serius, seperti sesak napas dan mata perih. Seorang petugas keamanan bahkan ditemukan terkapar lemas dan harus mendapatkan pertolongan dari mahasiswa.
Menurut informasi, setidaknya tiga korban jatuh dalam peristiwa tersebut yakni Komandan Regu Satpam Unisba, Mulyana, Komandan Batalyon, Komara, dan anggota, Azam. Dua korban dilaporkan telah dipulangkan sementara Mulyana masih mendapat perawatan. (H-4)