
BAGI penyanyi Yura Yunita, tampil di panggung raksasa bukan lagi soal melawan rasa gugup, melainkan soal bagaimana dirinya bisa menyatu dengan makna yang ingin disampaikan lewat musik.
Dalam penampilannya di Pagelaran Sabang Merauke, Yura justru merasa nyaman ketika harus terbang di udara sebagai bagian dari pertunjukan.
“Aku biasa paragliding, jadi saat ditantang untuk terbang di atas panggung, rasanya menyenangkan. Alhamdulillah tidak deg-degan, malah bikin tambah semangat,” ujar Yura saat konferensi pers, Jumat (22/8).
Meski atraksi itu terlihat ekstrem, Yura menilai tantangan terbesarnya justru datang saat membawakan lagu Mahadewi bersama PADI Reborn.
“Sejak SD aku sudah dengar lagu Mahadewi. Sekarang bisa menyanyikannya langsung bersama pencipta dan band legendarisnya, itu pengalaman yang menantang sekaligus mengharukan,” ungkapnya.
Di luar soal teknis panggung, Yura menekankan pentingnya makna budaya dari keterlibatannya. Menurutnya, setiap lagu dan tarian yang ditampilkan adalah cermin kekayaan bangsa.
“Pesan yang ingin kita sampaikan adalah bahwa kekayaan dan keberagaman ini hanya Indonesia yang punya. Rasanya dalam tiga jam pertunjukan, orang bisa belajar begitu banyak tentang Indonesia, dari Sabang sampai Merauke,” katanya.
Bagi Yura Yunita, panggung megah bukan soal lampu dan sorak penonton semata, melainkan ruang untuk menyalurkan kecintaannya pada musik dan budaya.
Tahun ini, Pagelaran Sabang Merauke The Indonesian Broadway mengusung tema Hikayat Nusantara dan digelar di Indonesia Arena Senayan pada 23–24 Agustus 2025.
Pertunjukan melibatkan lebih dari 1.500 pelaku seni, termasuk 351 penari, musisi orkestra dari Jakarta Concert Orchestra, Batavia Madrigal Singers, The Resonanz Children’s Choir, serta sederet penyanyi nasional seperti Yura Yunita, PADI Reborn, dan Mirabeth Sonia.
Selama dua hari dengan empat kali pertunjukan, penonton akan disuguhkan 31 lagu dan puluhan tarian dari berbagai daerah, mulai dari Bungong Jeumpa (Aceh), Butet (Sumatera Utara), Manuk Dadali (Jawa Barat), Putri Cening Ayu (Bali), hingga Sajojo (Papua). Kostum spektakuler dari Jember Fashion Carnaval, atraksi barongsai, hingga koreografi modern turut menambah semarak pertunjukan yang sarat warna budaya. (Z-1)