Meski gencatan senjata telah disepakati, bentrokan yang diwarnai dengan kekerasan kembali terjadi antara pejuang berafiliasi dengan pemerintah Suriah dan pasukan pimpinan Kurdi dan Druze.
Dikutip dari AP, Senin (4/8), bentrokan terjadi di dua titik berbeda di Suriah. Bentrokan ini membuat kesepakatan gencatan senjata semakin rapuh dan mempertanyakan kemampuan pemerintah transisi untuk menjalankan otoritasnya di seluruh negeri.
Di wilayah barat, pejuang yang berafiliasi dengan pemerintah Suriah dan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) pimpinan Kurdi terlibat bentrokan. Sementara di wilayah selatan di provinsi Sweida, pasukan pemerintah terlibat bentrokan dengan kelompok bersenjata Druze.
Televisi pemerintah mengatakan bentrokan antara pasukan pemerintah dan pasukan militan Druze terjadi pada Sabtu (2/8) dan menewaskan satu orang. Saluran milik pemerintah, Alikhbaria, yang mengutip sumber pemerintah melaporkan gencatan senjata telah dilanggar. Namun, Kementerian Pertahanan belum merilis pernyataan resmi terkait hal ini.
Saat ini, pemerintah sementara Suriah berusaha mempertahankan gencatan senjata di provinsi Sweida setelah bentrokan dengan faksi Druze pecah bulan lalu.
Pemerintahan Suriah di bawah pimpinan presiden sementara Ahmad al-Sharaa kesulitan mengkonsolidasikan kendali sejak memimpin pemberontakan yang berujung pada digulingkannya rezim Bashar al-Assad pada Desember 2024. Hingga saat ini, Sharaa masih belum mendapat kepercayaan penuh dari kelompok etnis dan agama minoritas.
Gencatan senjata di Sweida Rapuh
Media pemerintah mengatakan konvoi bantuan terus masuk ke kota Sweida sebagai bagian gencatan senjata. Namun, kondisi kemanusiaan tetap memprihatinkan, dan penduduk Sweida meminta agar jalan menuju kota dibuka sepenuhnya. Menurut mereka, bantuan yang masuk tidak cukup.
Puluhan ribu orang harus mengungsi akibat bentrokan antara pasukan pemerintah dan kelompok militan Druze. Sementara di tempat lain, tepatnya di provinsi Aleppo, pejuang yang terafiliasi dengan pemerintah terlibat bentrok dengan SDF. Kementerian Pertahanan mengatakan 3 warga sipil dan 4 prajurit terluka setelah SDF meluncurkan rentetan roket dekat kota Manjib.
"[Roket diluncurkan] dengan cara yang tidak bertanggung jawab dan untuk alasan yang tidak diketahui," kata Kementerian Pertahanan.
Juru bicara SDF, Farhad Shami, mengatakan pihaknya menanggapi penembakan faksi-faksi yang tidak disiplin di antara pasukan pemerintah di Deir Haffar.
Wilayah timur provinsi Aleppo terletak di antara wilayah yang dikuasai baik pasukan pemerintah pemerintah dan SDF. Meski kedua pihak secara perlahan berupaya mengimplementasikan gencatan senjata dan kesepakatan yang akan mengintegrasikan wilayah-wilayah di bawah Damaskus, ketegangan tetap ada.
"Upaya Kementerian Pertahanan untuk memutarbalikkan fakta dan menyesatkan opini publik tidak berkontribusi pada keamanan atau stabilitas," kata Shami di X.