BYD rupanya tak cuma mendominasi pasar mobil listrik di Indonesia. Perlahan tapi pasti juga menguasai jenis kendaraan setrum di Singapura yang pada periode Januari-Juni 2025 mengalami peningkatan yang besar.
"Di Singapura untuk paruh pertama tahun ini 40 persen kendaraan yang terjual adalah mobil listrik murni," ungkap Senior Manager Land and Transport Authority (LTA) Singapore, Paul Wang di ASEAN Battery Technology Conference di Phuket, Thailand, Rabu (27/8).
Berdasarkan data LTA, jumlah mobil yang terdaftar pada paruh pertama tahun ini mencapai 23.957 unit, adapun komposisi mobil listrik sebesar 41 persen atau sebanyak 9.822 unit. Pangsa pasarnya naik signifikan dibanding tahun sebelumnya sebesar 32,4 persen atau sebanyak 6.109 unit.
Serapan mobil hybrid di negara dengan luas 735,7 kilometer persegi itu juga terbilang besar. Pada periode yang sama mencapai 41,9 persen atau sebanyak 10.045, sedikit lebih banyak ketimbang BEV. Pada 2023 juga serupa, hybrid mendominasi hingga 48 persen dari total kendaraan yang teregistrasi di sana.
"Dalam hal strategi kami telah mengoperasikan lebih dari 10 ribu lokasi pengisian daya atau secara rasio satu charging point umum untuk empat sampai lima mobil listrik. Kami juga memiliki rencana menambah jumlahnya sesuai dengan permintaan yang terus meningkat," lanjutnya.
Hal tersebut sejalan dengan target pemerintah Singapura yang menetapkan 60 ribu charging station pada 2030, di mana 40 ribu berada di ruang publik dan sisanya di kawasan privat. Saat ini tercatat sudah ada 15.300 fasilitas yang tersebar di seantero Singapura.
Adapun BYD posisinya sebagai pemuncak dengan komposisi 19,5 persen atau sebanyak 4.667 unit.
Diikuti gabungan Toyota dan Lexus sebesar 14,4 persen atau sebanyak 3.461 unit, serta mengunci tiga besar ada BMW yang mengamankan pangsa pasar 11,1 persen dengan registrasi mobil listrik sebanyak 2.664 unit.
Salah satu kunci yang membuat BYD penguasa di Singapura lantaran dikategorikan sebagai COE (Certificate of Entitlement) A, mobil penumpang termasuk versi listrik dengan daya output maksimum 97 kW atau setara 130 hp. Di kategori ini mobil BYD kompetitif dan sesuai dengan mayoritas daya beli di Singapura.
Terlebih untuk mendukung penggunaan kendaraan listrik sepenuhnya pada 2040, LTA melanjutkan pemberian insentif mulai 1 Januari 2025 hingga 31 Desember 2025. Untuk pengguna baru (EV early adoption incentive), akan diberikan potongan sebesar 45 persen atau maksimal 15 ribu dolar Singapura dari pajak pendaftaran kendaraan ketika didaftarkan pertama kali (ARF).