Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X mengusulkan agar Yogyakarta International Airport (YIA) dijadikan lokasi transit penerbangan jarak jauh dari Australia.
Usulan ini disampaikan saat menerima kunjungan Duta Besar Australia untuk Indonesia, Roderick Brazier, di Gedhong Wilis, Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Senin (11/8).
Plt. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu DIY, Imam Pratanadi, mengatakan Sultan mengusulkan kerja sama penerbangan untuk mendorong wisatawan Australia datang ke DIY.
“Bapak Gubernur pun mengusulkan agar bisa diatur kerja sama terkait penerbangan dari Australia. Harapannya, penerbangan jarak jauh dari Australia bisa transit di YIA. Tentu hal ini untuk mendorong semakin banyak warga Australia bisa sampai di DIY,” ujar Imam dikutip dari keterangan resmi Pemda DIY, Senin (11/8).
Menurut Imam, setiap tahun ada lebih dari satu juta wisatawan Australia berkunjung ke Indonesia. Namun, jumlah yang datang ke DIY tidak sampai 10.000 orang. Dengan adanya transit penerbangan di YIA, angka kunjungan wisatawan Australia ke DIY diharapkan meningkat signifikan.
“Usulan Ngarsa Dalem ini disambut baik oleh Duta Besar Rod. Namun memang upaya ini tidak mudah, karena tentu harus berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan RI sebagai penentu kebijakan. Tapi kalau usulan ini terlaksana, kami sangat yakin bisa mendongkrak jumlah wisatawan asal Australia,” tambahnya.
Selain sektor pariwisata, Sultan juga mengusulkan penguatan kerja sama pendidikan dan teknologi dengan Australia. Bentuknya bisa berupa beasiswa, pelatihan, hingga pendampingan pengembangan teknologi yang dikerjakan bersama.
Imam menyebut Dubes Australia mengapresiasi upaya pelestarian budaya di DIY, termasuk penggunaan bahasa Jawa di bandara. Brazier juga menegaskan komitmen Australia untuk memperluas kerja sama, baik dengan Indonesia maupun DIY.
Dubes Brazier mengaku senang bisa berkunjung untuk pertama kalinya ke Yogyakarta sebagai duta besar.
“Hari ini sungguh kehormatan besar buat saya dan pemerintah Australia karena diterima oleh Ngarsa Dalem. Harapan saya lebih banyak lagi wisatawan Australia yang berkunjung ke Yogyakarta, menikmati candi-candi, makanan khususnya gudeg, dan yang pasti Keraton Yogyakarta yang begitu spesial,” katanya.
Ia juga menyoroti pentingnya kerja sama pendidikan yang sudah berjalan antara kedua negara. Salah satu agendanya di DIY adalah bertemu para alumni program beasiswa untuk memperkuat kontribusi mereka dalam pembangunan Indonesia.