JAKARTA, CNBC Indonesia - Ukraina dikabarkan telah menggunakan rudal jelajah yang baru dikembangkannya untuk pertama kali. Rudal ini dijuluki 'Flamingo' setelah diluncurkan pertama kali oleh Kyiv bulan lalu.
Rekaman yang beredar di media sosial, dan diangkat oleh media-media Ukraina, menunjukkan peluncuran tiga rudal Flamingo saat matahari terbit pada tanggal yang tidak ditentukan. Lokasi peluncuran tidak disebutkan secara jelas.
Outlet militer Ukraina, Militarnyi, melaporkan bahwa angkatan bersenjata Ukraina menyerang kapal patroli dan pos terdepan layanan keamanan FSB Rusia di dekat Armiansk, utara Krimea, Sabtu (30/8/2025) lalu, dengan rudal Flamingo.
Pakar senjata dan teknologi, David Hambling, menyatakan bahwa masuk akal jika rekaman itu menunjukkan Flamingo. Ia menyatakan peluncuran berbantuan roket, seperti nampak di video itu, adalah cara terbaik untuk meluncurkan rudal bertenaga jet.
"Apa yang benar-benar kita tunggu adalah apakah Ukraina dapat meningkatkan produksi hingga tingkat yang diklaim-ratusan per bulan-dan seberapa berhasil mereka dapat menghindari pertahanan udara Rusia dan mengenai target," kata Hambling. "Ini adalah masalah 'tonton ruang ini'."
Ukraina meluncurkan Flamingo bulan lalu, memuji senjata tersebut sebagai "rudal paling sukses" Kyiv dan alat yang "sangat kuat" dalam gudang senjata negara itu. Rudal jelajah ini diperkirakan memiliki jangkauan sekitar 3.000 kilometer, atau 1.860 mil.
Flamingo, dengan hulu ledak yang beratnya lebih dari satu ton, memiliki waktu terbang sekitar empat jam, dengan kecepatan maksimum sekitar 950 kilometer per jam dan lebar sayap enam meter. Iterasi pertama rudal ini berakhir dengan warna merah muda setelah kesalahan pabrik, membuatnya mendapatkan julukan yang sekarang melekat.
Efrem Lukatsky, seorang jurnalis foto dari Associated Press, mempublikasikan sebuah gambar di media sosial pada pertengahan Agustus yang digambarkan sebagai rudal Flamingo di sebuah pabrik di Ukraina.
"Flamingo adalah senjata yang sangat kuat, tetapi lebih banyak informasi akan tersedia ketika waktunya tiba," kata Menteri Pertahanan Ukraina, Denys Shmyhal, saat itu.
Fire Point, perusahaan Ukraina di balik rudal tersebut, mampu membuat satu Flamingo per hari. Meski begitu, perusahaan teersebut berharap untuk meningkatkan ini tujuh kali lipat pada bulan Oktober.
The Kyiv Independent melaporkan bahwa Fire Point sedang diselidiki oleh agen anti-korupsi Kyiv, NABU, karena kekhawatiran perusahaan itu menyesatkan pemerintah mengenai harga dan pengiriman. Newsweek belum dapat memverifikasi laporan tersebut.
(tps/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
Petaka di Ukraina, Rudal Iskander Rusia Acak-Acak Sistem Pertahanan AS