
TAHUKAH kamu, pagi hari disebut sebagai waktu paling rawan terjadinya serangan stroke, terutama beberapa jam setelah bangun tidur.
Dikutip dari laman rsuastrini.com, menurut Kementerian Kesehatan, stroke adalah kondisi medis darurat akibat terganggunya aliran darah ke otak. Gangguan ini dapat menyebabkan kelumpuhan hingga kematian.
Salah satu fenomena yang cukup sering dilaporkan adalah wake-up stroke atau stroke setelah bangun tidur, dengan gejalanya baru disadari saat seseorang membuka mata di pagi hari.
Wake-up stroke terjadi ketika sumbatan atau pecahnya pembuluh darah otak berlangsung saat tidur. Gejala biasanya muncul tiba-tiba, seperti wajah menurun sebelah, kelemahan pada salah satu sisi tubuh, atau kesulitan berbicara.
Gejala stroke paling sering muncul di pagi hari antara pukul 06.00, dengan puncak utama sekitar pukul 08.30. Ada puncak kedua yang lebih kecil di malam hari, sementara kejadian paling sedikit terjadi tengah malam.
Mengapa Stroke Bisa Terjadi Saat Tidur?
Ada beberapa faktor yang menjelaskan risiko stroke saat tidur:
1. Penurunan Tekanan Darah
Saat tidur, tekanan darah alami penurunan. Pada orang dengan pembuluh darah yang sudah menyempit, penurunan ini bisa mengganggu suplai darah ke otak.
2. Gangguan Irama Jantung (Atrial Fibrillation)
Detak jantung yang tidak stabil berpotensi membentuk bekuan darah, yang kemudian dapat terbawa ke otak.
3. Obstructive Sleep Apnea (OSA)
Kondisi seperti sleep apnea membuat kadar oksigen dalam darah berfluktuasi, sehingga jaringan otak menjadi lebih rentan.
4. Dehidrasi Malam Hari
Tidak minum selama beberapa jam membuat darah sedikit lebih kental, sehingga alirannya melambat dan risiko sumbatan meningkat.
Penyebab Stroke di Pagi Hari
Selain faktor saat tidur, perubahan irama tubuh di pagi hari turut berperan. Setelah bangun, tubuh mengalami lonjakan hormon dan tekanan darah. Pembuluh darah cenderung menyempit untuk mempersiapkan tubuh beraktivitas.
Bagi penderita hipertensi tidak terkontrol, kolesterol tinggi, diabetes, obesitas, atau perokok, kondisi ini bisa memicu pecahnya pembuluh darah atau terlepasnya plak yang menyumbat aliran darah ke otak.
Pencegahan dan Kewaspadaan
Kewaspadaan menjadi kunci. Pemeriksaan kesehatan rutin, pola makan seimbang, olahraga teratur, istirahat cukup, serta menjauhi rokok dan alkohol dapat menekan risiko.
Mengenali gejala stroke sedini mungkin sangat penting agar penanganan bisa cepat dilakukan. Jika muncul tanda seperti wajah menurun, kelemahan pada satu sisi tubuh, kesulitan berbicara, pusing hebat, atau gangguan penglihatan mendadak, segera hubungi layanan medis darurat.
Dengan memahami pola terjadinya stroke di pagi hari, masyarakat diharapkan lebih peka terhadap gejala dan lebih disiplin menjaga kesehatan pembuluh darah. (Klikdokter, RSU Astrini/Z-1)