Pemerintah menargetkan penerimaan negara pada 2026 sebesar Rp 3.147,7 triliun. Target ini disampaikan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani saat menanggapi pandangan fraksi di DPR terkait dukungan optimalisasi pendapatan negara.
“Pemerintah terus berupaya mendorong optimalisasi pendapatan negara, namun tetap menjaga iklim investasi, menjaga keberlanjutan dunia usaha, dan kelestarian lingkungan hidup,” ujarnya di hadapan pimpinan dan anggota dewan saat Rapat Paripurna, Kamis (21/8).
Menurut Sri Mulyani, strategi optimalisasi penerimaan ditempuh melalui reformasi perpajakan, peningkatan kepatuhan wajib pajak, perluasan basis pajak, serta penyesuaian sistem perpajakan dengan aktivitas ekonomi digital dan sistem perpajakan global.
Selain itu, pemanfaatan coretax system dan pertukaran data antar kementerian/lembaga akan diperkuat. Pemerintah juga menyiapkan sistem pemungutan transaksi digital, baik dalam negeri maupun luar negeri, serta memperkuat pengawasan lewat program bersama analisis data, pemeriksaan intelijen, dan kepatuhan perpajakan.
Kebijakan bea keluar diarahkan untuk mendukung hilirisasi produk, disertai penegakan hukum terhadap peredaran barang kena cukai ilegal dan penyelundupan.
“Insentif fiskal tetap diberikan namun secara terukur terarah, mendukung aktivitas ekonomi strategis,” tegasnya.
Adapun optimalisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dilakukan melalui pengelolaan sumber daya alam dan aset negara agar lebih efektif dan inovatif. Pemanfaatan PNBP, kata Sri Mulyani, harus digunakan sebesar-besarnya untuk pelayanan masyarakat.
“Strategi optimalisasi PNBP lain yaitu melalui perluasan sistem informasi mineral dan batubara atau Simbara pada komoditas strategis akan terus ditingkatkan,” jelasnya.
Sebelumnya, berdasarkan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026, target pendapatan negara dipatok Rp 3.147,7 triliun. Kenaikan signifikan berada pada pendapatan pajak yang dipatok Rp 2.357,7 triliun, atau naik 13,5 persen dibandingkan target penerimaan pajak tahun sebelumnya.
“Target penerimaan pajak itu cukup tinggi dan ambisius,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers Nota Keuangan dan RAPBN 2026, Jumat (15/8).