Badan Pengawas Obat dan Makanan AS atau Food and Drug Administration (FDA) saat ini sedang menginvestigasi temuan udang beku yang diduga terkontaminasi Cesium-137 (Cs-137). Udang itu dikirim oleh PT Bahari Makmur Sejati (BMS Foods) Indonesia ke AS.
Kepala Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan KKP, Ishartini, mengungkapkan pihaknya telah berkomunikasi dengan FDA AS terkait persoalan udang beku tersebut.
"Saat ini kasus ini masih dalam proses investigasi oleh pihak berwenang. KKP bersama BAPETEN, BRIN, dan kementerian/lembaga terkait telah menjalin koordinasi, termasuk komunikasi dengan otoritas AS, untuk memastikan penanganan yang tepat," kata Ishartini saat dihubungi, Kamis (21/8).
Ishartini belum bisa menjelaskan penyebab udang beku tersebut bisa diduga terkontaminasi radioaktif. Sebab, investigasi dari FDA AS belum selesai secara keseluruhan.
"Mengingat investigasi masih berjalan, kami belum dapat menyampaikan kesimpulan tentang sumber maupun penyebab kontaminasi. Karena itu, kami mengimbau semua pihak tidak terburu-buru menarik kesimpulan sebelum ada hasil resmi dari lembaga kompeten," ujar Ishartini.
Ishartini memastikan akan terbuka kepada masyarakat mengenai dugaan udang beku terkontaminasi radioaktif tersebut. Ia menegaskan KKP komitmen menjaga kredibilitas dan reputasi ekspor perikanan Indonesia.
Radioaktif atau Cs-137 adalah radioisotop cesium yang dibuat manusia melalui reaksi nuklir dan tersebar luas di seluruh dunia. Cs-137 dapat ditemukan di lingkungan, termasuk tanah, makanan, dan udara.
Berdasarkan keterangan dari FDA, Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS (CBP) telah memberi tahu FDA tentang deteksi Cs-137 dalam kontainer pengiriman di empat pelabuhan AS (Los Angeles, Houston, Savannah, dan Miami). FDA lalu mengumpulkan beberapa sampel untuk analisis radionuklida, dengan hasil yang mengkonfirmasi keberadaan Cs-137 dalam satu sampel udang tepung roti.
Semua kontainer dan produk yang dinyatakan positif atau menunjukkan tanda-tanda Cs-137 telah ditolak masuk ke AS. Badan tersebut terus berkoordinasi dengan CBP untuk mencegah produk yang terkontaminasi mencapai konsumen dan bekerja sama dengan otoritas pengawas makanan laut Indonesia untuk menyelidiki akar penyebab kontaminasi.
Meski pengujian hingga saat ini belum rampung, produk dari BMS Foods dinilai telah disiapkan, dikemas, atau disimpan dalam kondisi yang tidak higienis. Sehingga mungkin terkontaminasi Cs-137 dan dapat menimbulkan masalah keamanan.