Signifikan Sebabkan Polusi Udara, Industri Baja Diminta Bertransformasi Jadi Lebih Ramah Lingkungan

3 hours ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Signifikan Sebabkan Polusi Udara, Industri Baja Diminta Bertransformasi Jadi Lebih Ramah Lingkungan Ilustrasi polusi udara.(Dok. Freepik)

POLUSI udara menjadi salah satu faktor pencetus munculnya berbagai penyakit di masyarakat global saat ini. Data dari State of Global Air Report 2024 melaporkan bahwa polusi udara merupakan faktor risiko utama kedua penyebab kematian, menyebabkan sekitar 8,1 juta kematian dini setiap tahun, akibat kondisi seperti stroke, penyakit jantung, kanker paru-paru, dan infeksi pernapasan akut.

Direktur Kesehatan Lingkungan, Direktorat Jenderal Penanggulangan Penyakit Kemenkes, Then Suyanti mengatakan, polusi udara menjadi faktor resiko kematian tertinggi nomor 5 di Indonesia. Selain itu, polusi udara juga memberi dampak ekonomi besar, mulai dari biaya kesehatan akibat penyakit pernapasan hingga hilangnya produktivitas kerja.  Strategi peningkatan kualitas udara lewat pengendalian emisi harus segera dijalankan. Ini mencakup deteksi kualitas udara secara sistematis, survei kondisi lapangan, dan penerapan kontrol emisi industri, demi menurunkan dampak kesehatan dan ekonomi secara berkelanjutan.

“Polusi udara berdampak langsung pada kesehatan—menyebabkan biaya rawat jalan dan inap akibat penyakit pernapasan melonjak. Penyakit seperti pneumonia, ISPA, PPOK, hingga kanker paru memakan biaya paling tinggi dalam anggaran JKN, dengan pneumonia sendiri mencapai sekitar Rp 8,7 triliun” kata Then, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, (6/9).

Dalam webinar bertajuk "Industri Baja Hijau: Solusi untuk Kesehatan Masyarakat Sekitar?", peneliti Aksi Ekologi dan Emansipasi Rakyat (AEER) Timotius Rafael mengatakan, aktivitas industri berbasis energi fosil masih menjadi kontributor utama emisi gas rumah kaca (GRK) sekaligus pencemar udara. Polutan berbahaya seperti PM2.5, PM10, NO₂, SO₂, dan CO tidak hanya memperburuk kualitas lingkungan, tetapi juga meningkatkan risiko penyakit pernapasan, kardiovaskular, hingga menurunkan produktivitas masyarakat.

Dalam konteks dekarbonisasi global, industri baja menjadi salah satu sektor yang paling krusial. Proses produksinya menyumbang sekitar 3% emisi GRK nasional sekaligus menimbulkan pencemaran udara yang signifikan di kawasan industri. Warga yang tinggal di sekitar kawasan industri baja kerap menjadi pihak paling terdampak dengan meningkatnya kasus ISPA (infeksi saluran pernapasan akut) dan penyakit lain yang dipicu oleh kualitas udara buruk.

“Industri baja adalah salah satu emitter terbesar dalam sektor industri, menjadikannya prioritas utama dalam dekarbonisasi. Proses peleburan baja memerlukan suhu sangat tinggi, mengakibatkan emisi yang sangat tinggi. Teknologi produksi baja terbagi menjadi dua jalur utama—tanur tinggi berbahan bakar batubara (blast furnace) dan Electric Arc Furnace (berbasis listrik). Keduanya menghasilkan emisi, sehingga pengendalian polusi harus menyertakan seluruh tahap produksi dengan memperhatikan aspek lingkungan.” kata Timotius Rafael.

Harus ada Transformasi

Ia mengatakan, momen peringatan Hari Udara Bersih Internasional 2025 pada 7 September dengan tema global Racing for Air harus dijadikan pengingat bagi pelaku industri, termasuk baja, untuk berkomitmen menjalankan bisnis yang ramah lingkungan.

Dikatakan Timotius, dekarbonisasi bukan hanya langkah teknis untuk mencapai target iklim, tetapi juga investasi langsung bagi kesehatan masyarakat dan keberlanjutan pembangunan nasional. Mengingat setelah sektor semen, industri baja termasuk penghasil emisi GRK terbesar nasional 20–30 juta ton CO₂ per tahun. Selain itu, industri juga harus patuh kepada peraturan internasional tentang perubahan iklim, salah satunya adalah SNDC (Second Nationally Determined Contribution) yang wajib untuk dilakukan. “NDC Indonesia diikat dengan ratifikasi Paris Agreement oleh Pemerintah Indonesia , dan itu sifatnya binding”, pungkas Dr. Retno.

Ia mengatakan, AEER merekomendasikan perlunya dibuat buffer zone untuk Industri yang berdampak langsung pada warga. Terlebih jika hanya berjarak ±300 meter sejak awal jarak ini sangat rawan terhadap paparan polusi udara. Dibutuhkan juga sinergi aktif antara pemerintah daerah, pelaku industri, dan masyarakat sekitar dalam merencanakan, menata, dan mengawasi zona penyangga—agar kualitas udara dan dampak kesehatan dapat dikendalikan secara bertahap.

Selain itu, transparansi dan pelibatan publik dalam bentuk sistem pemantauan udara real-time (misalnya, Air Quality Monitoring Systems)  di zona industri, dengan publikasi indeks kualitas udara dan portal informasi publik—memberi masyarakat akses langsung terhadap kondisi lingkungan mereka, dan memperkuat akuntabilitas industri.  (H-3)

Read Entire Article