
TIM ilmuwan dari University of Washington dan sejumlah lembaga mitra berhasil merekam proses runtuhnya gletser (calving) di Greenland Selatan dengan cara yang belum pernah dilakukan sebelumnya.
Pemantauan Dilakukan Selama 3 Minggu
Mereka memasang kabel serat optik sepanjang 10 kilometer di dasar fjord Eqalorutsit Kangilliit Sermiat. Serat optik ini untuk memantau getaran dan suhu air selama tiga minggu.
Hasilnya mengejutkan, runtuhnya gletser ternyata tidak hanya memicu gelombang besar di permukaan seperti tsunami. Runtuhnya gletser itu menciptakan gelombang internal raksasa setinggi gedung pencakar langit di bawah air. Gelombang ini mengaduk lapisan air hangat dan dingin, sehingga mempercepat pencairan es dari bawah permukaan.
Penelitinya, yaitu Dominik Gräff, peneliti pascadoktoral di University of Washington menganalogikan peristiwa ini seperti seseorang yang sedang mengaduk minuman di dalam gelas. “Efek ini seperti mengaduk minuman dengan sendok. Lapisan pelindung di sekitar es hilang, dan es mencair lebih cepat,” jelas Gräff.
Dampak Global dari Pencairan Gletser
Peneliti menemukan peristiwa besar seperti ini bisa terjadi setiap beberapa jam sekali. Jika dibiarkan, pencairan es Greenland dapat meningkatkan permukaan laut hingga 7,5 meter, yang berisiko menenggelamkan wilayah pesisir dan mengganggu sirkulasi laut global.
Selain itu, serat optik ini memberi gambaran yang jauh lebih detail dibanding metode lama. Data yang dihasilkan dapat membantu memperbaiki model prediksi dan sistem peringatan dini untuk tsunami akibat runtuhnya gletser di fjord sempit.
Menjadi Revolusi dalam Teknologi Pemantauan Gletser
Penulis pendamping pada riset ini, yaitu Brad Lipovsky, ahli geofisika dari University of Washington menyatakan bahwa penelitian ini berhasil membuktikan proses runtuhnya gletser yang sebelumnya hanya sebatas teori.
Brad menegaskan pemahaman mendalam mengenai proses ini sangat penting untuk memprediksi kenaikan permukaan laut dan dampaknya bagi masyarakat.
“Kami kini bisa melihat proses yang sebelumnya hanya sebatas teori. Memahami proses ini penting agar kita bisa memprediksi kenaikan permukaan laut dan dampaknya bagi masyarakat.” ujar Brad.
Tak hanya itu, Brad juga menjelaskan penggunaan serat optik dalam sains gletser merupakan revolusi teknologi yang makin mudah diakses dalam satu dekade terakhir. Dengan adanya ini, sekarang kabel dapat dipindahkan, disambungkan, dan dibiarkan terpasang dalam jangka panjang. Sehingga ilmuwan bisa memantau fjord melalui berbagai musim, badai, dan gelombang panas, serta merekam perubahan halus yang mendorong gletser mendekati titik kritis.
“Kami sekarang memiliki data nyata yang mendukung gagasan yang dulu hanya berupa ide,” ujarnya. (Earth/Z-2)