Tenant-tenant di District Blok M kini setelah setelah kenaikan biaya sewa.
REPUBLIKA.CO.ID, Dulu, kawasan District Blok M dikenal sepi. Namun dalam pada akhir 2024, wajahnya berubah total berkat hadirnya tenant-tenant Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang membawa energi baru.
Aneka kuliner kekinian, jajanan populer menjadikan kawasan ini hidup kembali, terutama di kalangan anak muda dan pekerja kantoran.
Pada Sabtu (30/8/25) malam, tenant-tenant UMKM di District Blok M terlihat masih buka, meski suasananya sudah tidak seramai biasanya.
Banyak kios yang menutup lebih cepat dari jam operasional normal karena adanya aksi demonstrasi, sehingga jumlah pengunjung pun berkurang dibandingkan hari-hari sebelumnya.
Memasuki awal September, sejumlah UMKM yang menjadi penggerak utama District Blok M banyak memilih pamit serentak. Bukan karena aksi demonstrasi yang terjadi belakangan, melainkan akibat kenaikan harga sewa kios yang dinilai tidak masuk akal.
Pantauan Republika pada Rabu (3/9/2025), sejumlah gerai yang sebelumnya biasa dipadati pengunjung kini terlihat sepi.
Beberapa kios bahkan sudah mengangkut barang-barang milik mereka sejak awal bulan, dan beberapa tinggal menyisakan papan nama. Rolling door toko tertutup.
Salah satu karyawan toko makanan, Lisa (23), yang masih bertahan mengaku kaget dengan kabar kenaikan sewa. Ia mengatakan banyak tenang memutuskan hengkang lantaran biaya yang dikeluarkan tidak sepadan dengan apa yang didapat di kios. Beberapa mengeluhkan ukuran kios relatif kecil, namun harga sewanya melonjak tinggi sehingga terasa tidak masuk akal.
“Iya, beberapa sudah cabut, tapi belum tahu sih pindah ke mana. Kalau kami masih memutuskan untuk menetap. Pas demo kemarin memang sempat tutup lebih cepat dari biasanya, cuma sekarang beneran pada tutup,” ujarnya.