
KEHILANGAN dosis kopi pada pagi hari dapat memicu sakit kepala, meskipun kafein biasanya digunakan untuk membangkitkan energi di pagi hari, namun penghentian konsumsi secara tiba-tiba dapat menimbulkan sakit kepala yang cukup menyakitkan. Bagi seseorang yang mencoba berhenti minum kopi sama sekali, sensasi ini bisa terasa sangat berat.
"Sakit kepala akibat putus kafein bisa sangat parah," ujar Dr. Nolan Pearson , seorang ahli saraf dan spesialis sakit kepala di Cedars-Sinai Medical Center di Los Angeles. "Sakit kepala ini bisa memicu migrain, sehingga bisa terasa berdenyut, berdenyut-denyut.”
Menurut Klasifikasi Internasional Gangguan Sakit Kepala (ICHD-3), sakit kepala putus kafein dapat dialami oleh orang yang terbiasa mengonsumsi lebih dari 200 mg kafein per hari. Kondisi ini setara dengan minum dua cangkir kopi setiap hari selama lebih dari dua minggu, lalu tiba-tiba berhenti.
Gejala Sakit kepala
Gejala ini biasanya muncul dalam waktu 24 jam setelah berhenti minum kafein dan umumnya hilang dalam waktu satu minggu, atau setelah kafein dikonsumsi kembali. Alasan mengapa sakit kepala akibat putus kafein bisa begitu parah, masih belum sepenuhnya dipahami. Karena kafein memengaruhi banyak bagian tubuh, para ahli belum menemukan penyebab utamanya. Namun, rasa sakit ini kemungkinan besar berkaitan dengan sebagian melebarnya pembuluh darah.
Kafein memiliki efek menyempitkan pembuluh darah, itulah salah satu alasan mengapa kafein terkadang digunakan untuk meredakan beberapa jenis sakit kepala, menurut Mayo Clinic. Saat seseorang berhenti mengonsumsi kafein, pembuluh darah melebar, aliran darah meningkat, dan hal inilah yang memicu rasa sakit di kepala.
Penjelasan lain tentang sakit kepala akibat putus kafein berkaitan dengan reseptor adenosin. Kafein memblokir adenosin, yakni molekul yang membantu mengatur aktivitas saraf agar tidak menempel pada reseptor di seluruh sistem saraf pusat. Akibatnya, neuron bekerja lebih cepat yang menyebabkan pembuluh darah menyempit, sehingga membuat seseorang merasa lebih waspada dan terjaga.
Pearson menjelaskan bahwa sebagian besar penyebab putus kafein masih belum sepenuhnya dipahami. Hingga kini, mekanismenya tetap belum jelas."Kami memang tidak tahu pasti, tetapi semua ini adalah alasan mengapa hal itu mungkin menyebabkan sakit kepala," ungkapnya.
Kurangi Perlahan
Konsumsi kafein dalam jumlah sedang umumnya aman. Namun, jika ingin mengurangi atau menghentikannya, para ahli menyarankan untuk melakukannya secara bertahap. Sebagai contoh, coba kurangi asupan kafein secara bertahap setiap hari atau gantilah dengan minuman berkafein rendah seperti teh, sehingga transisi terasa lebih mudah dan nyaman. (Live Science/Z-2)