Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Perkasa Roeslani menyebut proyek pembangunan kawasan Kampung Haji di Arab Saudi bersifat komersil. Proyek ini akan dipimpin oleh Badan Pengelola Investasi Danantara.
"Nanti ini ada lah, karena [kampung haji] ini bisa bersifat komersial juga nanti ini bisa kita lihat kombinasinya, tetapi kita Danantara yang akan me-lead ini. Karena ini akan dibangun juga daerahnya, komersial areanya dan paling penting bagaimana kita bisa menjaga para haji dan umrah kita ini bisa menjalankan ibadahnya dengan sangat-sangat baik," kata Rosan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (30/7).
Rosan mengungkapkan bahwa lahan yang ditawarkan oleh Pemerintah Arab Saudi terdiri dari delapan plot, dengan kontur dan kondisi yang bervariasi, termasuk kawasan datar dan perbukitan. Ia menyebut beberapa di antaranya masih dihuni oleh penduduk.
"Mereka kasih ada 8 plot ya. Tapi tanahnya ini ada yang flat, ada yang berbukit, tapi kan ada penduduknya juga. Masih ada beberapa penduduknya juga. Untuk penduduknya ini, itu akan menjadi tanggung jawab pemerintah Arab Saudi," kata dia.
"Jadi, harga yang kami tawarkan itu nanti sudah menyangkut harga untuk keadaan bersih lah istilahnya," jelasnya.
Saat ditanya soal skema harga, Rosan menyebut belum bisa memberikan angka pasti karena bergantung pada lokasi dan luas area.
"[Harga tanah] Kisarannya itu juga berbeda-beda. Ini kan luasnya ada yang dari 25 hektare sampai di atas 80 hektare juga ada. Tapi kita lihat ya. Tentunya kalau makin besar mungkin jaraknya tidak sedekat yang misalnya hanya 16 hektare gitu ya. Jadi kalau ada yang mengatakan oh mana ada tanah sebesar itu di Masjidil Haram," urainya.
"Ada memang masih ada penduduknya tapi itu nanti akan diganti ruginya, direlokasi oleh pemerintah Arab Saudi," tutup dia.