Sebanyak 9.299 warga Kota Surabaya berkumpul di Halaman Tugu Pahlawan untuk mengucapkan ikrar "Jogo Suroboyo, Jogo Indonesia”, Kamis (4/9). Acara yang diinisiasi oleh berbagai elemen masyarakat ini merupakan respons terhadap tindakan anarkistis yang sempat mengganggu keamanan dan perekonomian kota.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menekankan bahwa ikrar ini bukan sekadar ucapan, melainkan komitmen nyata untuk menjaga keamanan, bergotong royong, dan hidup rukun. Ia menambahkan, warga Surabaya tidak boleh gentar menghadapi ancaman apa pun, dan harus mempertahankan kota ini dari perbuatan anarkistis atau kerusuhan.
“Surabaya adalah kota pahlawan. Kota yang dipertahankan oleh pejuang dari penjajah. Maka, darahnya anak-anak Surabaya adalah darah pejuang," tegas Eri, disela kegiatan.
Eri juga menegaskan bahwa Kota Surabaya adalah milik seluruh warganya, bukan hanya milik wali kota atau sekelompok orang tertentu. Oleh karena itu, semua elemen masyarakat harus bergerak bersama untuk menjaga keamanan kotanya.
“Surabaya ini dipertahankan oleh darah-darah pejuang. Maka hari ini kita siapkan Surabaya ini untuk anak cucu kita, untuk adik-adik kita," ujarnya.
Ia secara khusus mengapresiasi keberanian warga, seperti warga Wonokromo dan Bubutan yang secara swadaya menjaga keamanan di wilayah mereka saat terjadi kerusuhan.
“Saya matur nuwun untuk warga Wonokromo yang kemarin ketika terjadi anarkistis, mereka mempertahankan Wonokromo dengan perjuangan yang luar biasa. Warga Bubutan semua keluar memberikan hantaman untuk memberikan ketenangan kepada warga Kota Surabaya," ujar Eri.
Menurut Eri, kejadian yang sempat terjadi di kota ini merupakan pengingat agar warga Surabaya bergandengan melawan anarkistis dengan menghilangkan ego dan kesombongan.
"Mungkin Surabaya hari ini kita terlalu banyak ego, mungkin ada yang merasa sempurna, mungkin ada yang merasa paling hebat, tapi hari ini kita diingatkan Tuhan bahwa rasa-rasa itu harus dihilangkan. Tapi dimulai dari kerendahan hati kita," terangnya.
Ikrar ini juga diharapkan dapat membangkitkan kembali perekonomian yang sempat terhenti akibat kerusuhan. Eri mengajak seluruh warga untuk tidak takut dan kembali beraktivitas normal, seperti membuka warung, warkop, dan usaha lainnya. "Ini waktunya kita bangkit, kita jaga kota tercinta kita ini," serunya.
Acara ini diinisiasi oleh berbagai elemen masyarakat, antara lain Karang Taruna, Pemuda Pusura, Cak Ning, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas, Pemuda Pancasila, Pramuka, Madura Asli (Madas), Muhammadiyah, PCNU, Gojek dan Ketua Satgas Kampung Pancasila RW serta unsur masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa semangat menjaga Surabaya dimiliki oleh seluruh lapisan warga.
Pada kesempatan ini, Eri menitipkan Kota Surabaya kepada seluruh warganya. Ia mengingatkan bahwa perjuangan menjaga kota ini adalah untuk keberlangsungan anak cucu.
“Jangan pernah anak cucu kita merasakan ini kembali. Maka kita jaga kota ini sebagai orang yang beriman, sebagai orang tua untuk memberikan kasih sayang kepada anak-anaknya," tegasnya.
Adapun ikrar yang diucapkan oleh warga Kota Surabaya adalah:
1. Menjaga Surabaya tetap aman dan rukun dalam kebersamaan.
2. Menguatkan kota Surabaya sebagai jati diri warga kota dan masa depan Surabaya.
3. Menyampaikan aspirasi dengan kritis dan tidak mudah terprovokasi.
4. Menolak segala dalam bentuk kekerasan dan anarkistis.