Ribuan orang turun ke jalan di Tel Aviv pada Sabtu (9/8) waktu setempat untuk menyerukan penghentian perang di Gaza. Aksi ini digelar setelah pemerintah Israel menyatakan akan memperluas operasi militer dan merebut Kota Gaza.
Mengutip AFP pada Minggu (10/8), para demonstran membawa spanduk dan foto para sandera yang masih ditahan di wilayah Palestina. Mereka menuntut pemerintah Israel menjamin pembebasan para sandera.
"Kami akan mengakhiri dengan pesan langsung kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu: jika Anda menyerbu sebagian wilayah Gaza dan para sandera dibunuh, kami akan mengejar Anda di alun-alun kota, dalam kampanye pemilu, dan di setiap waktu dan tempat," ujar Shahar Mor Zahiro, kerabat seorang sandera yang terbunuh, kepada AFP.
Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan akan melancarkan operasi untuk merebut Kota Gaza.
"Kami tidak ingin mempertahankannya. Kami ingin memiliki perimeter keamanan. Kami tidak ingin memerintahnya. Kami tidak ingin berada di sana sebagai badan pemerintahan," kata Netanyahu saat diwawancarai Fox News, dikutip Reuters, Kamis (8/8).
Meski menuai kritik dan memicu rumor adanya perbedaan pendapat di kalangan petinggi militer Israel, Netanyahu tetap teguh dengan rencana tersebut.
Gaza saat ini berada di bawah pemerintahan sendiri oleh Hamas. Pada 2005, Israel menarik mundur seluruh warga dan tentaranya dari Gaza, tapi tetap mengontrol perbatasan serta wilayah udaranya.
Menanggapi rencana terbaru Netanyahu, Hamas menyebutnya sebagai bentuk kudeta terhadap proses negosiasi gencatan senjata.
"Rencana Netanyahu untuk memperluas agresi menegaskan tanpa keraguan bahwa ia berusaha menyingkirkan tawanannya dan mengorbankan mereka," bunyi pernyataan resmi Hamas.