REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyanyi Raisa, Afghan, Isyana, Vidi Aldiano, dan Cantika Abigail menyanyikan lagu "Indonesia Jaya" ciptaan Chaken Matulatuwa di Instagram. Cover ini sebagai bentuk solidaritas atas demonstrasi yang terjadi beberapa hari terakhir dalam memprotes rencana kebijakan kenaikan tunjangan anggota DPR dan memprotes kebrutalan polisi yang menyebabkan meninggalnya seorang driver ojek online bernama Affan Kurniawan.
Di caption unggahan tersebut, mereka membubuhkan emoji love berwarna pink dan hijau. Ini merujuk pada dua sosok ikonik dalam demonstrasi 28-29 Agustus 2025. Brave pink melambangkan keberanian seorang ibu berhijab yang terekam kamera berdiri di garis depan unjuk rasa sambil mengibarkan bendera Merah Putih.
Sementara hero green diambil dari warna jaket yang dikenakan Affan Kurniawan (21), pengemudi ojek online yang meninggal dunia setelah dilindas kendaraan taktis (rantis) milik Brimob saat membubarkan massa di Pejompongan. Hingga berita ini dibuat, video tersebut telah dilihat lebih dari lima juta kali, di-repost hampir 50 ribu kali, dan mendapat likes lebih dari 470 ribu kali.
Video ini pun dibanjiri komentar dari sesama musisi dan para penggemar. Anggun C Sasmi misalnya menuliskan komentar dengan emoji terharu dan love. Tidak hanya itu, banyak juga penggemar yang menuliskan komentar dengan emoji love bernuansa brave pink dan hero green.
Seorang warganet menilai bahwa meng-cover lagu "Indonesia Jaya" menjadi dukungan yang berarti di tengah situasi sosial politik Indonesia saat ini. "Lagu Indonesia selalu bikin merinding, lagunya emang ada makna yang luas dan mendalam," kata akun @ainun** dikutip Rabu (3/9/2025).
Lagu "Indonesia Jaya" sendiri menceritakan semangat persatuan, kebanggaan terhadap Indonesia, dan harapan untuk masa depan bangsa, yang juga mengandung nuansa spiritual. Melalui lagu ini, sang pencipta Chaken Matulatuwa meraih juara pada Festival Lagu Pembangunan Indonesia tahun 1987.
Sebelumnya, Raisa bersama public figure perempuan yakni Elizabeth Christina, Nanda Arsyinta, Titan Tyra, Abel Cantika, dan Tasya Farasya, turut membagikan 17+8 Tuntutan Rakyat. Angka 17 merujuk pada daftar tuntutan jangka pendek yang harus direalisasikan pemerintah paling lambat 5 September 2025. Sementara 8 adalah tuntutan jangka panjang dengan tenggat satu tahun. Tuntutan tersebut berfokus pada transparansi, reformasi, dan empati, dan mencakup desakan untuk investigasi kematian korban, penarikan TNI dari pengamanan sipil, pembekuan tunjangan DPR, publikasi anggaran, hingga pembebasan demonstran yang ditahan.