Serangan “deepfake” pornografi menimpa salah satu anggota sekaligus pewaris tahta nomor satu Kerajaan Belanda, Putri Catharina-Amalia. Video yang beredar di internet tersebut menampilkan seolah-olah Putri Catharina-Amalia melakukan adegan pornografi yang direkam.
Menurut Oxford Languages, “deepfake” merujuk kepada istilah video ketika wajah atau tubuh telah diubah secara digital sehingga tampak seperti orang lain. Biasanya dengan tujuan kejahatan atau menyebarkan informasi palsu.
Wajah sang putri berusia 21 tahun tersebut ditempel ke tubuh aktor-aktor yang berbeda untuk menghasilkan konten pornografi dengan bantuan kecerdasan buatan.
Merespon serangan ini, Raja Willem-Alexander dan Ratu Maxima, memberikan dukungan penuh untuk putrinya. Selain itu, dilansir Panorama Netherland, ini bukan pertama kalinya putri mereka menjadi target serangan semacam ini.
Dilansir Daily Mail, akibat kejadian tersebut, pihak berwenang Belanda serta FBI bekerja sama untuk mengambil tindakan mencari dalang di balik tindak kejahatan ini. Di beberapa negara termasuk Belanda, pembuatan konten “deepfake” seksual dianggap sebagai kejahatan. Di Belanda sendiri kejahatan ini dapat dikenai hukuman hingga satu tahun penjara.
Salah satu langkah yang dilakukan pihak berwenang dan FBI untuk menangani kasus ini adalah menutup berbagai situs web—termasuk MrDeepFakes—yang menyebarkan video tersebut.
Situs web MrDeepFakes telah mengedarkan, bukan hanya video sang putri, tetapi juga perempuan Belanda lainnya yang jumlahnya mencapai 70 orang.
Per 18 Agustus 2025, dikutip The Sun, sejauh ini belum ada penangkapan yang dilakukan pihak berwenang Belanda untuk pelaku kejahatan konten “deepfake” yang eksplisit.