Jakarta, CNBC Indonesia - PT PLN Indonesia Power, salah satu Subholding Pembangkit Listrik PT PLN (Persero), memiliki kapasitas pembangkit listrik hingga 21 Giga Watt (GW). Dengan jumlah kapasitas pembangkit listrik sebesar itu membuat PLN Indonesia Power sebagai perusahaan pembangkit listrik terbesar di Asia Tenggara (ASEAN).
Direktur Utama PLN Indonesia Power Bernadus Sudarmanta mengungkapkan kapasitas listrik terpasang yang dioperasikan perusahaan tersebut sebagai bukti pihaknya berkontribusi dalam penyediaan listrik dalam negeri.
"Jadi, Indonesia Power ini hari ini kan salah satu perusahaan pembangkit listrik atau generating company, Genco gitu istilahnya, yang dengan kapasitas terpasang hari ini 21 Giga Watt atau yang terbesar di Asia Tenggara di Indonesia," ungkapnya kepada CNBC Indonesia dalam program Energy Corner, Kamis (14/8/2025).
"Jadi, dengan jumlah kapasitas yang begitu besar, dengan kontribusi market share Indonesia Power sendiri ke dalam sektor kelistrikan hari ini, dari total listrik yang dihasilkan, itu kita di angka sekitar 25%," jelasnya.
Besarnya kapasitas listrik milik perusahaan tersebut, PLN IP memiliki ambisi untuk meningkatkan dominasi di Indonesia. Tidak terkecuali, pihaknya saat ini juga mengembangkan bauran energi baru terbarukan (EBT) untuk ketahanan energi nasional.
Hal itu sejalan dengan target Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034, yang menargetkan 76% tambahan pembangkit listrik baru berasal dari EBT.
Seperti diketahui, pada akhir Mei 2025 lalu Kementerian ESDM sudah merilis RUPTL 2025-2034 dengan target tambahan kapasitas pembangkit listrik sebesar 69,5 GW.
Dari total tambahan kapasitas 69,5 GW tersebut, sebesar 42,6 GW atau 61% berasal dari pembangkit energi baru dan terbarukan (EBT), 10,3 GW atau 15% berasal dari sistem penyimpanan energi (storage), dan 24% atau 16,6 GW akan berasal dari pembangkit berbasis energi fosil.
"Karena memang faktanya hari ini di dalam RUPTL 2025-2034 di mana PLN akan membangun tambahan pembangkit sampai 10 tahun ke depan itu di angka 69,5 GW, itu hampir 76% itu adalah EBT," jelasnya.
Dengan begitu, pihaknya akan memprioritaskan pengembangan pembangkit listrik basis surya (PLTS) dan angin (PLTB) yang dinilai paling siap dari sisi teknologi dan keekonomian.
"Jadi, kalau sebagai Genco pengen survive, maka mau nggak mau dia memang harus bergerak di bidang renewable energy development gitu," tandasnya.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, kapasitas terpasang pembangkit listrik di Indonesia tercatat mencapai 105 Giga Watt (GW) sepanjang Semester I-2025. Kapasitas pembangkit listrik ini bertambah 4,4 GW dari realisasi kapasitas terpasang pada akhir tahun 2024 yang tercatat mencapai 100,6 GW.
Kapasitas terpasang pembangkit listrik di Indonesia terus melonjak sejak lima tahun terakhir ini. Tahun 2021 misalnya, kapasitas terpasang pembangkit listrik tercatat sebesar 74,5 GW.
Lalu, pada 2022 meningkat menjadi 83,8 GW, 2023 naik lagi menjadi 91,2 GW, 2024 sebesar 100,6 GW, dan hingga Semester I-2025 sebesar 105 GW.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rencana Umum Ketenagalistrikan Dirilis, Ini Investasi Prioritas PLN