PHRI Serukan Reformasi Sistem Royalti, Usul Peran LMKN Dibatasi

4 hours ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Muhammad Nursyamsyi

JAKARTA -- Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Budi Santoso Sukamdani menyoroti polemik pengenaan royalti musik di tempat usaha seperti hotel, restoran, dan kafe (Horeka), yang dinilai memberatkan pelaku usaha dan minim sosialisasi dari Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN). Hariyadi menegaskan pelaku usaha mendukung dan menghargai hak-hak para pencipta lagu dan musisi.

"Saya rasa kayaknya tidak ada yang tidak mengapresiasi rekan-rekan musisi kita, bahkan menurut Federasi Serikat Musisi Indonesia, hampir 75 persen aktivitas mereka di Horeka. Artinya penghasilan terbesar itu dari Horeka," ujar Hariyadi kepada Republika, Selasa (5/8/2025).

Namun demikian, Hariyadi mengungkapkan permasalahan terkait sistem pengelolaan dan penarikan royalti sudah diprediksi sejak lama. Hariyadi menyebut PHRI telah menjalin nota kesepahaman (MoU) dengan LMKN sejak 2016 yang kala itu menerapkan sistem blanket atau glondongan.

"Kita sih tidak masalah. Tapi waktu itu kita bilang sistem blanket kurang pas dan ini nantinya pasti akan menimbulkan keributan karena dianggap tidak transparan," ucap pria kelahiran Jakarta pada 1965 tersebut.

Hariyadi menyebut sistem tersebut tidak hanya dikeluhkan pelaku usaha, tetapi juga para musisi. Dia mencontohkan adanya musisi ternama yang hanya menerima royalti Rp 300 ribu dalam setahun karena dianggap sudah tidak populer lagi.

"Mayoritas musisi, mereka juga tidak happy dan pada ngamuk dengan sistem blanket tersebut," sambung Hariyadi.

Lulusan Magister Manajemen, Universitas Indonesia (UI) itu memaparkan persoalan tarif royalti juga menjadi perdebatan panjang, terutama dalam menentukan dasar perhitungannya yang sesuai dengan kondisi masing-masing pelaku usaha. Hariyadi menyebut tarif yang disepakati pada 2016 pun masih menyisakan ketidakpuasan, terutama bagi pelaku usaha dengan okupansi rendah.

"Saya juga bilang ke anggota PHRI terkait tarif royalti, kalau memang keberatan, tidak usah memutar lagu saja di tempat mereka," lanjut dia.

Hariyadi pun menyoroti lemahnya sosialisasi dari pihak LMKN setelah kesepakatan tarif tercapai. Hariyadi menyayangkan pendekatan yang minim kepada pelaku usaha dan tindakan hukum yang langsung diambil tanpa komunikasi terlebih dahulu.

"LMKN waktu itu berpikir sudah tanda tangan sama PHRI maka sudah selesai ceritanya. Mereka itu tidak melakukan sosialisasi secara masif dan terus tindakannya langsung mengambil tindakan hukum, pidana," kata pria yang pernah menempuh pendidikan Fakultas Teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret Surakarta tersebut.

Hariyadi menilai tindakan langsung menempuh jalur pidana justru menimbulkan keresahan bagi para pelaku usaha. Terkait kasus Mie Gacoan yang belakangan ramai dibicarakan, Hariyadi berpendapat penegakan aturan harus disertai dengan pendekatan yang transparan.

"Menurut pandangan kita itu silakan saja kalau memang sudah dikasih tahu. Yang menjadi masalah itu kalau tidak ada sosialisasi, pemberitahuan, lalu tiba-tiba muncul invoice," ungkap Hariyadi.

Meresahkan Pelaku Usaha…

Read Entire Article