
Pemerintah tengah menyiapkan skema baru pembiayaan perumahan rakyat melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR). Tidak hanya ditujukan untuk pembeli perorangan, KUR nantinya juga bisa diakses oleh pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang bergerak di bidang konstruksi perumahan.
Hal ini diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto usai rapat terkait pembiayaan perumahan pada Kamis (26/6). Menurut dia, skema baru ini masih dalam proses pembahasan dan akan segera difinalisasi dalam waktu dekat.
“Ya membuat akses pembiayaan perumahan melalui fasilitas KUR. Dan KUR ini nanti akan diberikan bukan hanya dengan orang per orang, tetapi juga untuk UMKM yang akan membangun perumahan untuk masyarakat,” kata Airlangga di kantornya.
Airlangga menjelaskan bahwa plafon KUR dalam skema ini kemungkinan akan lebih besar dibandingkan KUR reguler. Oleh karena itu, pemerintah perlu menyesuaikan regulasi dan struktur subsidi bunga yang menyertainya.
“Inilah yang akan kita perbaiki regulasinya dan itu tentu juga akan ada tambahan subsidi untuk bunga KUR sepanjang tahun yang tentu kita akan bahas dalam rapat juga dengan Menteri Keuangan,” katanya.
“Bunganya dikunci (flat) pakai kunci Inggris,” ujar dia.

Airlangga menegaskan, KUR tetap berasal dari dana publik yang disalurkan melalui perbankan. Meski kini perbankan dimiliki oleh holding Danantara, skema KUR tetap berbeda dari pembiayaan langsung oleh Danantara.
“Danantara adalah induk perusahaan, sedangkan KUR itu kan dananya dana publik, dana pihak ketiga. Penyalurannya dari perbankan,” jelasnya.
Airlangga memastikan kebijakan ini disiapkan untuk segera dijalankan, sambil menunggu penyelesaian aturan teknisnya.
Selain skema KUR, pemerintah juga mendorong percepatan program pembiayaan rumah subsidi. Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait menyebut kuota Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) tahun 2025 akan dinaikkan secara signifikan.
“Untuk kuota FLPP 2025 menjadi 350 ribu unit dari yang semula 220 ribu unit,” ujar Maruarar.
Sebelumnya menurut CEO Danantara, Rosan P Roeslani, jumlah dukungan Rp 130 triliun ini merupakan jumlah dukungan yang dikucurkan untuk tahun 2025. Dengan sudah berjalannya tahun 2025, Budi berharap pendanaan tersebut bisa terserap efektif hingga akhir tahun.
“Ya memang harapannya itu, kalau bisa dihabiskan sampai dengan tahun ini, jauh lebih baik. Kalau tahun ini habis saya yakin kan enggak berhenti program, saya yakin program ke depan (lanjut) kalau tahun ini bisa menyerap banyak,” ujarnya.