
Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sedang menyiapkan sejumlah langkah memperkuat posisi pelaku UMKM sektor makanan dan minuman (food and beverage/F&B), di tengah meningkatnya ekspansi gerai F&B asal China di pasar domestik.
Menteri UMKM, Maman Abdurrahman, mengatakan pemerintah sedang berkoordinasi dengan sejumlah platform marketplace, untuk merancang kebijakan insentif yang berpihak pada produk F&B lokal.
“Dalam banyak hal, kita juga sudah berupaya untuk membatasi (F&B China) melalui regulasi dan kebijakan. Sekarang dari Kementerian UMKM sedang berbicara dengan memanggil beberapa marketplace untuk membuat beberapa insentif,” ujar Maman saat ditemui wartawan usai acara pembukaan Inabuyer 2025 di Gedung Smesco, Jakarta, Rabu (23/7).
Maman menilai dominasi produk makanan dan minuman asing, termasuk dari China, di platform digital perlu diimbangi dengan keberpihakan pada produk lokal.
Oleh sebab itu, Kementerian UMKM ingin memastikan adanya perbedaan perlakuan antara produk lokal dan impor dalam sistem marketplace.

"Kalau terkait rata-rata marketplace kita, itu kan sudah banyak jualan makanan dan minuman, ya. Itu kalau makanan dan minuman dari lokal, memang diproduksi di lokal, insentifnya tentunya berbeda dengan makanan dan minuman dari luar," jelasnya.
Saat ditanya soal bentuk insentif dari sisi fiskal, kata Maman hal tersebut masih dalam proses kajian.
Dia memastikan kebijakan ini bakal mencakup skema diferensiasi yang jelas antara produk lokal dan impor, termasuk dalam pengenaan biaya dan persentase komisi di marketplace.
“Sedang membicarakan bentuk insentifnya seperti apa, ini lagi dikaji. Yang pasti salah satunya adalah misalnya dari angka persentase fee dan lain sebagainya. Ini lagi kita kaji. Seperti apa, bagaimana,” ujarnya.