
DAERAH Istimewa Yogyakarta menjadi salah satu daerah yang diharapkan menjadi pusat wellness dan gastronomi wisata ke depan. Namun, banyak tantangan yang harus dihadapi dengan sinergitas lintas stakeholder yang terkait dengan kepariwisataan.
Direktur Utama BPOB, Agustin Peranginangin mengatakan, forum-forum pentahelix diharapkan bisa menjadi clearance room. "Artinya, ruang kita untuk berdialog, apa yang harus kita lakukan bersama dan mengatasi dinamikanya," kata dia dalam Forum Pentahelix 2025 berjudul, Kesiapan DIY Menghadapi Dinamika Pariwisata Global, Senin (25/8).
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) DIY, Imam Pratanadi mengungkapkan, perkembangan dinamika global berpotensi memengaruhi sektor pariwisata, termasuk di DIY. Kolaborasi dengan stakeholder dari berbagai pihak diperlukan untuk memastikan dinamika bersifat global atau regional mampu diatasi bersama-sama. "Kita perlu mengantisipasi perkembangan dinamika global terhadap pariwisata di Jogja (Daerah Istimewa Yogyakarta)," kata dia.
Menurut dia, gejolak konflik antarnegara dan pelemahan ekonomi global memberikan dampak terhadap sektor pariwisata Yogyakarta. Misalnya, konflik di Timur Tengah, antara Yordania dan Israel, yang sempat memanas. "Kalau tetap bergolak, kemungkinan bisa terjadi penutupan bandara-bandara internasional," kata dia.
Padahal, akses wisatawan menuju Yogyakarta utamanya lewat penerbangan internasional. Alhasil, kunjungan wisatawan akan turun.
Ia juga menyoroti pengaruh sektor pariwisata bagi pelemahan ekonomi global. Dampaknya, tren pariwisata akan berubah. "Trennya sekarang tidak sekadar melihat saja, tapi juga experience yang lebih mereka inginkan," ujar dia.
Ketua Badan Promosi Pariwisata DIY, GKR Bendara mengatakan, wisatawan mancanegara yang punya connecting flight ke Indonesia masih menjadi prioritas. Radiusnya cenderung dekat dengan Asia Tenggara. (E-2)