
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto meminta semua prajurit TNI menjaga profesionalitas dalam menjalankan tugas. Tak boleh ada prajurit yang berpolitik praktik.
Namun, prajurit TNI juga harus paham politik. Terutama bagaimana politik negara yang tengah dijalankan saat ini untuk mencapai kemakmuran rakyat.
"TNI tidak boleh berpolitik praktis, tetapi harus tahu politik negara,” ujar Agus dalam kuliah umum di Graha Widya Adibrata, Sesko TNI, Bandung, Jawa Barat, dikutip Kamis (19/6).

Agus memberikan kuliah umum kepada 212 Perwira Siswa Dikreg LIII Sesko TNI TA 2025. Tema “Standing Point Indonesia dalam Merespons Dinamika Geopolitik Global”, kuliah ini membahas posisi strategis Indonesia dalam menghadapi perubahan tatanan dunia yang semakin kompleks.
Agus mengatakan, kemunculan kekuatan-kekuatan baru dan meningkatnya ketegangan global menuntut Indonesia untuk menyusun strategi kebijakan luar negeri dan pertahanan yang proaktif dan berdampak jangka panjang.

Meski begitu, penyusunan strategi harus berdasarkan prinsip politik luar negeri bebas aktif dan kepentingan nasional sebagai dasar pijakan strategi pertahanan. Agus menyebut dinamika geopolitik tidak hanya menyangkut aspek diplomasi, tetapi juga berdampak langsung pada keamanan nasional.
"TNI dituntut untuk mengantisipasi setiap perubahan global yang berpotensi memengaruhi stabilitas nasional," kata Agus.

Dalam konteks ini, kata Agus, prajurit TNI harus membaca betul arah politik negara dan kondisi geopolitik dunia. Ini penting agar prajurit TNI tak salah dalam bersikap dan menjalankan tugas negara.
Sebagai bagian dari kekuatan pertahanan negara, TNI juga memegang peran penting dalam membentuk citra Indonesia di mata dunia. Melalui profesionalisme, keterlibatan aktif dalam misi perdamaian, dan komunikasi pertahanan yang strategis, TNI berkontribusi dalam menjaga stabilitas kawasan dan memperkuat posisi Indonesia sebagai bangsa yang berdaulat dan disegani.