REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan menyelenggarakan Risk and Governance Summit (RGS) 2025 di Balai Kartini, Jakarta, Selasa (19/8/2025). Forum tahunan ini digelar untuk menjadi ruang strategis bagi penguatan praktik tata kelola dan manajemen risiko di sektor jasa keuangan.
Ketua Dewan Audit yang juga Anggota Dewan Komisioner OJK Sophia Wattimena menjelaskan, RGS 2025 diarahkan untuk mendorong kesadaran bersama terkait Governance, Risk, and Compliance (GRC) serta membangun komitmen dalam menciptakan sistem keuangan yang lebih transparan dan berkelanjutan.
“Sebetulnya outcome-nya atau dampak yang diinginkan adalah kesadaran terkait GRC semakin kuat dan kemudian berbagi pengetahuan mengenai acuan terkait GRC,” ujar Sophia dalam diskusi dengan media di Jakarta, Jumat (15/8/2025).
RGS tahun ini mengusung tema “Empowering the GRC Ecosystem to Drive Economic Growth and National Resilience”. Sophia mengatakan, tema ini menekankan pentingnya penguatan ekosistem GRC sebagai fondasi menuju Visi Indonesia Emas 2045 dan respons terhadap kompleksitas risiko global seperti krisis iklim, digitalisasi, dan instabilitas ekonomi.
Selain itu, kata dia, OJK juga ingin menegaskan perannya sebagai promotor penguatan governansi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Sophia menambahkan, penyelenggaraan RGS bertujuan meningkatkan kontribusi bidang GRC terhadap pertumbuhan ekonomi, memperkuat kolaborasi antara OJK dan para stakeholder, menjadi media berbagi praktk terbaik profesi GRC.
"Kegiatan ini juga diharapkan dapat menciptakan ekosistem tata kelola berintegritas di OJK maupun sektor jasa keuangan,” kata Sophia.
Sophia menegaskan bahwa RGS akan terus menjadi platform kebijakan dan kolaborasi lintas sektor guna memperkuat ketahanan ekonomi nasional melalui tata kelola yang sehat dan berintegritas.
Sebagai bagian dari rangkaian acara, OJK juga menggelar Innovation Paper Competition bertema tata kelola untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Kompetisi ini diikuti 585 karya dari 99 perguruan tinggi negeri dan 143 perguruan tinggi swasta.
“Kami mengajak mahasiswa untuk menulis paper dan dilombakan, Alhamdulillah total pesertanya sangat banyak, sampai 585 peserta,” kata Sophia.
Topik paling dominan dalam paper adalah tata kelola untuk penguatan ketahanan pangan nasional, disusul tema terkait pencegahan fraud, tata kelola sektor keuangan digital, dan inovasi peningkatan kapasitas SDM.
“Jadi kami ini seneng sekali karena anak muda ternyata sudah antusias untuk memberikan kontribusinya,” ujarnya.