REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menegaskan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (Kopdes Merah Putih) akan menjadi infrastruktur penting pemerintah dalam menjaga stabilitas pangan. Zulhas mencontohkan saat ini operasi pasar kerap menghadapi kendala, mulai dari sulitnya penetrasi hingga risiko produk dioplos.
"Sekarang Pak (Menteri Pertanian) Amran Sulaiman kalau mau melancarkan operasi pasar, itu sulit sekali, karena di pasar bisa dioplos atau dicampur," ujar Zulhas usai konferensi pers RAPBN dan Nota Keuangan Tahun Anggaran 2026 di kantor Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Jakarta, Jumat (15/8/2025).
Menurut Zulhas, keberadaan 80 ribu jaringan Kopdes Merah Putih akan memudahkan penyaluran pangan, termasuk untuk program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di desa. Dengan jaringan tersebut, diharapkan ekonomi tumbuh dari desa melalui pusat-pusat kegiatan ekonomi baru.
"Dengan Kopdes Merah Putih, nanti kita punya 80 ribu jaringan yang akan menjadi infrastruktur pemerintah, termasuk melayani makanan bergizi gratis di setiap desa," ucap Zulhas.
Zulhas menekankan skema pendanaan koperasi ini berbentuk plafon pinjaman, bukan dana hibah APBN, sehingga penarikan dilakukan sesuai kebutuhan riil. Jaminan koperasi adalah barang yang diambil, misalnya tabung gas atau sembako, yang nilainya setara dengan plafon yang digunakan.
"Misalnya koperasi memerlukan gas 3 kg atau 2.000 tabung gas senilai Rp100 juta, maka dia hanya boleh mengambil Rp100 juta yang kemudian dibayarkan ke (Pertamina) Patraniaga," sambung Zulhas.
Zulhas menambahkan sistem Kopdes Merah Putih akan berjalan secara cashless dengan dukungan teknologi dari Telkom sehingga transaksi dapat dimonitor. Zulhas menyebut pendekatan ini berbeda dari pola lama yang identik dengan bagi-bagi uang dan rentan tutup dalam hitungan tahun.
"Selama ini koperasi urusannya uang dan anggaran, bagi duit lalu setahun tutup, maka sekarang kita lakukan dengan cara yang benar, bukan cara yang mudah," lanjut Zulhas.
Selain itu, Zulhas mengungkapkan model bisnis Kopdes Merah Putih telah dirancang untuk memangkas rantai pasok yang panjang dan mengurangi peran tengkulak di daerah. Dana pemerintah pun tidak disalurkan langsung, melainkan ditempatkan di bank-bank Himbara untuk mendukung operasional koperasi.
"Yang dipikirkan adalah model bisnisnya agar menguntungkan, sekaligus memotong rantai pasok dan mengikis tengkulak yang ada di daerah," kata Zulhas.