Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menginginkan agar serangan baru ke Jalur Gaza segera diluncurkan. Perintah Netanyahu bertolak belakang dengan niat DK PBB untuk mengakhiri penderitaan warga Gaza imbas perang.
Komentar teranyar Netanyahu dilontarkan pada Minggu (10/8) setelah Jumat lalu kabinet keamanan menyetujui rencana Israel merebut kota terbesar di Jalur Gaza, Gaza City.
Netanyahu menekankan, saat ini tak ada pilihan selain apa yang disebutnya sebagai ‘menyelesaikan pekerjaan’ di Gaza. Itu diwujudkan dengan mengalahkan Hamas dan membebaskan seluruh sandera dari Gaza.
Menurut saksi mata, sejak Minggu (10/8) malam serangan Israel ke Gaza City semakin intensif. Sebanyak lima orang warga di Gaza City tewas ketika sedang antre di toko sandwich di Gaza.
Saat bersamaan Israel menargetkan serangan ke tenda berisi jurnalis Al-Jazeera. Kejadian itu menewaskan tujuh orang termasuk jurnalis dan staf media asal Qatar itu.
Adapun Netanyahu mengatakan, rencana meluncurkan serangan terbaru dan besar berujung pada direbutnya Gaza sudah dibicarakan dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Kendati demikian, Netanyahu belum membocorkan kapan rencana serangan baru ke Gaza dimulai.
“Batas waktu yang kami tetapkan untuk aksi ini cukup cepat. Pertama-tama, kami ingin menciptakan zona aman agar penduduk sipil Kota Gaza dapat pindah," ujar Netanyahu seperti dikutip dari Reuters.
Dia menambahkan tujuan utama merebut Gaza adalah bukan menduduki wilayah pesisir pantai tersebut. Netanyahu berdalih ingin menciptkan zona keamanan di kawasan tetangga Israel tersebut.
“Kami ingin sabuk pengaman tepat di perbatasan kami, tapi kami tidak ingin tinggal di Gaza. Itu bukan tujuan kami,” dalihnya.
Rencana merebut Gaza lewat serangan menuai kecaman luas. Perwakilan Eropa di PBB menyebut kelaparan sedang terjadi di Gaza dan rencana Israel akan memperburuk situasi.
“Kami ingin sabuk pengaman tepat di perbatasan kami, tapi kami tidak ingin tinggal di Gaza. Itu bukan tujuan kami,” kata perwakilan Eropa di DK PBB.
“Ini adalah krisis buatan manusia, dan oleh karena itu aksi mendesak dibutuhkan untuk mencegah kelaparan dan meningkatkan bantuan di Gaza,” sambung mereka.