Bank Indonesia (BI) melaporkan, modal asing kembali mengalir masuk ke pasar keuangan domestik pada pekan pertama Agustus 2025. Total capital inflow yang tercatat mencapai Rp 9,24 triliun.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menyebut aliran dana tersebut berasal dari pembelian bersih (net buy) oleh investor asing di tiga instrumen sekaligus.
“Terdiri dari beli neto sebesar Rp 640 miliar di pasar saham, Rp 6,27 triliun di pasar SBN, dan Rp 2,33 triliun di SRBI,” kata Denny dalam keterangan resminya, dikutip Minggu (10/8).
Meski ada aliran masuk, premi risiko investasi Indonesia justru naik. Data BI menunjukkan, premi credit default swap (CDS) Indonesia 5 tahun per 7 Agustus 2025 berada di 74,21 bps, naik dibanding 73,68 bps pada 1 Agustus 2025.
Di samping itu, nilai tukar rupiah dibuka melemah tipis di level Rp 16.300 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Jumat (8/8), dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan Kamis (7/8) di level Rp 16.285 per dolar AS.
Adapun indeks dolar AS (DXY) tercatat melemah ke level 98,40 pada akhir perdagangan Kamis (7/8).
DXY merupakan indeks yang menunjukkan pergerakan dolar AS terhadap enam mata uang negara utama antara lain euro, yen Jepang, pound Inggris, dolar Kanada, krona Swedia, dan franc Swiss.
Imbal hasil atau yield SBN 10 tahun tercatat stabil di level 6,44 persen pada Jumat (8/8) pagi, sama seperti pada akhir perdagangan Kamis (7/8).
“Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia,” pungkasnya.