Menteri Investasi sekaligus Kepala BKPM Rosan Roeslani menegaskan pemerintah tidak hanya ingin memperbanyak jumlah UMKM, melainkan mendorong mereka untuk naik kelas.
Rosan menekankan, pemerintah ingin menjadikan pelaku usaha mikro bertransformasi menjadi usaha kecil, menengah, hingga besar.
“Saya bilang saya ingin UMKM di Indonesia berkurang. Kenapa? Karena jumlahnya kita kan 65 juta. Angka yang disampaikan itu, kenapa saya ingin ini berkurang? Ya kan mereka harus naik kelas. Masa UMKM terus?” ujar Rosan kepada wartawan di kantornya, Kamis (21/8).
Menurutnya, target pemerintah adalah membuat UMKM tumbuh lebih besar dengan pendapatan meningkat, ekspor meluas. Sekaligus membuka lebih banyak lapangan kerja dengan cara bermitra dengan proyek-proyek besar.
Di samping itu, Rosan mengatakan, setiap pengusaha besar, baik dalam maupun luar negeri, yang mendapatkan fasilitas fiskal seperti tax holiday, tax allowance, maupun master list impor barang modal, diwajibkan bermitra dengan UMKM di lokasi operasional mereka.
“Nah itu yang kita ini sampaikan dan alhamdulillah hari ini ada 10 (perusahaan kerja sama dengan UMKM) ini hanya simbolis aja, nilainya Rp 57,8 miliar. Dan kalau kita lihat volumenya dari fiskal insentif ini yang kita berikan nilainya per tahun itu akan mencapai ratusan miliar,” terang Rosan.
Pemerintah juga memberi masukan kepada UMKM agar produknya menyesuaikan tren global. Hal ini penting karena kontribusi ekspor UMKM baru sekitar 16 persen.
“Jadi kita harus meng-update terus dari Kementerian Investasi dan BKPM ini apa tren-trennya, industrinya, produknya, yang memang dari segi warnanya, modelnya. Dan itu kita harus update terus,” jelas Rosan.
Selain itu, Kementerian Investasi juga memberi perhatian khusus bagi UMKM penyandang disabilitas. Rosan mengatakan pihaknya mendorong bank-bank Himbara seperti Mandiri, BNI, BRI, BTN, dan Bank Syariah Indonesia untuk memberikan porsi pembiayaan yang lebih besar bagi kelompok ini.