TUMPUKAN karton berisi air mineral berjajar memenuhi trotoar di seberang Alun-Alun Pati. Air mineral itu diperoleh dari hasil donasi yang diberikan masyarakat untuk mendukung aksi demonstrasi warga Pati yang menolak rencana kenaikan tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan serta Perkotaan atau PBB-P2 sebesar 250 persen.
Koordinator penggalangan donasi di gerakan "Rakyat Pati Bersatu" Teguh Istiyanto mengatakan, banyaknya pemberian donasi berupa logistik menunjukan bagaimana masyarakat, baik di Pati maupun di luar daerah menyatakan solidaritas gerakan imbas kebijakan pemerintah yang tak sejalan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ini bukti gerakan kami tidak didanai. Ini murni gerakan rakyat," kata Teguh melalui pesan singkat, Rabu, 13 Agustus 2025.
Dia mengaku, tak mengetahui pasti ihwal total keseluruhan donasi logistik yang telah diterima oleh rakyat Pati sampai hari ini. Sebab, dia mengatakan, donasi terus berdatangan hingga dihelatnya demonstrasi besar yang menuntut mundurnya Bupati Pati, Sudewo pada hari ini.
"Ada petani yang kirim pisang, ada Ibu-ibu yang bantu bungkusi snack untuk kebutuhan aksi," ujar dia.
Dihubungi terpisah, Sosiolog dari Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta Hubertus Ubur mengatakan, besarnya rasa solidaritas masyarakat dalam konteks demonstrasi di Pati, menandakan gerakan crowdfunding di Indonesia tak lekang termakan zaman.
Crowdfunding adalah kegiatan pengumpulan dana atau barang untuk membiayai inisiatif kelompok, baik nirlaba maupun yang bersifat komersial. Namun, menurut Hubertus, crowdfunding di Indonesia umumnya dilakukan untuk membantu pembiayaan gerakan masyarakat, termasuk aksi mahasiswa.
"Bisa disebut, dari rakyat untuk rakyat," kata dia.
Merunut ke belakang, aksi crowdfunding juga sempat dilakukan musisi Anada Badudu pada 2019 lalu. Kala itu, ia menggalang dana untuk mendukung aksi mahasiswa bertajuk #Reformasidikorupsi di gedung DPR.
Penggalangan dana yang dilakukan melalui platform digital itu berhasil meraup dana sekitar Rp 175,6 juta. Ananda mengatakan, dana tersebut kemudian dialokasikan untuk keperluan logistik mahasiswa seperti menyewa mobil komando, alat kesehatan, dan ongkos transportasi dari kampus-kampus menuju gedung DPR.
Aksi serupa juga dilakukan pada 2024 lalu. Saat itu, para simpatisan mantan calon Presiden Anies Baswedan atas naka humanies project melakukan crowdfunding untuk membantu kebutuhan logistik aksi mahasiswa bertagar #kawalputusanMK dan #tolakpolitikdinasti di gedung DPR pada 22 Agustus 2024.
Menurut Hubertus Ubur, besarnya gerakan crowdfunding untuk membantu pendanaan gerakan di Indonesia dilatari olef faktor yang menyangkut banyak hidup masyarakat, dan perasaan serupa yang dimiliki masyarakat di pelbagai golongan.
"Istilahnya, ada satu yang kena cubit, maka yang lain juga merasakan. Kiranya itu yang menjadi faktor gerakan ini kuat di Indonesia," kata dia.