
PERDANA Menteri Israel Benjamin Netanyahu kembali menyampaikan seruan agar warga Palestina meninggalkan Jalur Gaza. Menurutnya, langkah itu perlu dilakukan karena militer Israel tengah mempersiapkan operasi yang lebih besar di wilayah tersebut.
"Beri mereka kesempatan untuk meninggalkan zona pertempuran dan secara umum meninggalkan wilayah tersebut, jika mereka mau," kata Netanyahu mengacu pada arus pengungsi yang terjadi selama konflik di Suriah, Ukraina dan Afghanistan, seperti dikutip AFP, Rabu (13/8).
Selama bertahun-tahun, Israel telah memberlakukan pengawasan ketat terhadap perbatasan Gaza, membatasi bahkan melarang sebagian besar warga untuk keluar.
"Kami akan mengizinkan ini, pertama-tama di Gaza selama pertempuran, dan kami pasti akan mengizinkan mereka meninggalkan Gaza juga," tambah Netanyahu.
Bagi masyarakat Palestina, setiap upaya memaksa mereka keluar dari tanah kelahiran mengingatkan pada peristiwa Nakba atau bencana, yang merujuk pada pemindahan massal warga Palestina saat berdirinya Israel pada 1948.
Netanyahu sebelumnya mendukung rencana Presiden AS Donald Trump tahun ini untuk memindahkan lebih dari dua juta penduduk Gaza ke Mesir dan Yordania. Beberapa menteri dari sayap kanan Israel juga menyerukan kepergian sukarela warga Palestina dari wilayah tersebut.
Menurut data otoritas kesehatan Gaza, lebih dari 61.000 warga Palestina telah tewas sejak Israel memulai kampanye militernya pada Oktober 2023.
Mayoritas penduduk kini mengalami pengungsian berulang kali, menghadapi kehancuran luas, dan krisis kemanusiaan yang semakin memburuk. (Fer/I-1)