WAKIL Presiden Gibran Rakabuming Raka mengunjungi Wakil Presiden ke-6 Jenderal TNI (Purnawirawan) Try Sutrisno di kediamannya di Jakarta Pusat, pada Rabu, 13 Agustus 2025.
Dalam keterangan resmi Sekretariat Wakil Presiden, kunjungan Gibran untuk menyerahkan langsung undangan Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI di Istana Merdeka. Kunjungan ini sekaligus upaya Gibran melakukan silaturahmi dan membangun komunikasi yang erat dengan para senior, demi memperkuat kesinambungan kepemimpinan nasional.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gibran disambut langsung oleh Try Sutrisno dan istrinya, Tuti Try Sutrisno, serta putri pertama Try, Nora Tristyana Try Sutrisno. Dalam pertemuan ini, Try Sutrisno memberikan wejangan pentingnya pembangunan sektor pendidikan dan kesehatan sebagai fondasi kemajuan bangsa.
“Pak Try juga menyampaikan rencana beliau untuk hadir di acara veteran, sebuah bentuk komitmen dan penghormatan kepada para pejuang bangsa,” tulis Gibran dalam unggahan foto pertemuannya dengan Try Sutrisno di akun Instagram miliknya, @gibran_rakabuming.
Pertemuan Gibran dan Try Sutrisno terjadi di tengah tuntutan purnawirawan TNI untuk memakzulkan Gibran dari kursi wakil presiden. Forum Purnawirawan Prajurit (FPP) Tentara Nasional Indonesia (TNI) membacakan 8 tuntutan dalam sebuah deklarasi 17 April 2025. Salah satu tuntutan mereka adalah pemakzulan Gibran.
Delapan butir tuntutan itu ditandatangani oleh 103 jenderal, 73 laksamana, 65 marsekal, 91 kolonel, serta diketahui langsung Try Sutrisno.
Saat ditemui Tempo, Try Sutrisno mengatakan telah merestui aspirasi Forum Purnawirawan Prajurit TNI untuk menyurati DPR. Ia menuturkan telah mendengar seluruh informasi dan aspirasi yang disampaikan FPP TNI dalam pertemuan pada Jumat, 30 Mei 2025. "Saya mendoakan semoga DPR hatinya terbuka," ujar Purnawirawan Jenderal itu setelah pertemuan dengan FPP TNI di kediamannya di Jalan Purwakarta Nomor 6 Menteng, Jakarta Pusat.
Dia berharap DPR mengakomodasi dan menindaklanjuti surat yang disampaikan FPP TNI. Sebab, menurut Try Sutrisno, hal yang diusulkan oleh FPP TNI dalam delapan tuntutannya tersebut menyangkut persoalan penting bagi bangsa dan negara. "Ini bukan masalah yang biasa, ini menyangkut masalah yang mendalam," ujar mantan Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia itu.