Mengelola 'Interupsi' Publik

2 hours ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Oleh JOHAN ROSIHAN; Sekretaris FPKS MPR RI

REPUBLIKA.CO.ID,Gelombang demonstrasi yang merebak di berbagai kota Indonesia sejak akhir Agustus menandai kenyataan bahwa rakyat sedang melakukan “interupsi” kepada kekuasaan. Layaknya interupsi di ruang sidang DPR, aksi-aksi di jalanan bertujuan menghentikan alur politik yang dianggap tidak adil, lalu mengingatkan pada hal yang lebih penting: suara rakyat. Namun, ketika interupsi publik ini tidak dikelola, ia bergeser dari demokrasi menjadi destruksi.

Pemicu awal kemarahan publik adalah isu tunjangan anggota DPR yang dianggap berlebihan. Paket fasilitas Rp 50 juta per bulan di luar gaji pokok memantik gelombang protes. Rakyat membandingkan dengan upah minimum yang hanya seujung kuku, sehingga ketidakadilan kian terasa mencolok. Demonstrasi meluas di Jakarta, Surabaya, Makassar, Mataram, Sumbawa, Medan, hingga Yogyakarta, memperlihatkan bahwa kemarahan ini bersifat nasional, bukan lokal.

Tragedi terjadi ketika Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek daring berusia 21 tahun, tewas tertabrak mobil dinas polisi saat berlangsungnya demo. Peristiwa ini membangkitkan simpati sekaligus kemarahan publik. Di Yogyakarta, seorang mahasiswa meninggal dalam bentrokan. Catatan lembaga hak asasi menyebut sedikitnya sepuluh orang tewas di berbagai daerah. Artinya, interupsi publik yang seharusnya menjadi mekanisme demokrasi malah menjadi tragedi sosial.

Di tengah situasi tersebut, pemerintah dan elit politik masih cenderung merespons dengan pendekatan keamanan. Gas air mata, peluru karet, hingga penangkapan massal menjadi pemandangan sehari-hari. Padahal, tindakan represif hanya memperlebar jurang ketidakpercayaan. Di sinilah pentingnya mengelola interupsi publik, agar energi rakyat tidak hilang sia-sia, melainkan menjadi sumber koreksi kebijakan.

Interupsi sebagai hak demokratis

Hak menyampaikan pendapat dijamin oleh UUD 1945 Pasal 28E dan UU No. 9 Tahun 1998. Demonstrasi adalah bentuk paling kasat mata dari kebebasan itu. Dalam sistem demokrasi, ia berfungsi sebagai mekanisme kontrol, sama pentingnya dengan fungsi interupsi di parlemen. Bedanya, interupsi publik hadir di jalanan, dengan segala risiko benturan fisik.

Interupsi adalah simbol bahwa rakyat masih peduli. Jika rakyat memilih diam, itu justru pertanda berbahaya, karena bisa berarti apatisme total. Dengan kata lain, demonstrasi adalah tanda vital bahwa demokrasi masih berdenyut. Negara yang menutup mata dan telinga terhadap suara publik justru sedang mempercepat proses delegitimasi dirinya.

Masalah muncul ketika negara lebih sering menganggap demonstrasi sebagai ancaman ketertiban, bukan sebagai mekanisme koreksi. Narasi yang berkembang kerap menyudutkan demonstran sebagai perusuh, padahal mayoritas turun ke jalan untuk menyampaikan aspirasi secara damai. Stigmatisasi semacam ini mereduksi makna demokrasi menjadi sekadar prosedural, tanpa substansi partisipasi.

Lebih jauh, interupsi publik seharusnya dipandang dalam kerangka partisipasi politik. Demokrasi tidak hanya berhenti pada bilik suara lima tahunan. Ia hidup setiap hari lewat partisipasi rakyat, baik melalui kanal formal seperti parlemen dan musyawarah publik, maupun kanal informal seperti demonstrasi. Maka, merespons interupsi publik dengan kekerasan adalah bentuk kemunduran demokrasi.

Read Entire Article