
Kapal fregat (kapal perang berukuran sedang) canggih milik Angkatan Laut Spanyol, Méndez Núñez (F-104), bersandar di Dermaga 201/202 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Kapal ini dibuka untuk umum bagi masyarakat yang ingin tur melihat kapal perang multiperan tersebut, Jumat (27/6).
Kehadiran Méndez Núñez merupakan bagian dari pelayaran kelompok kapal induk Spanyol di kawasan Indo-Pasifik. Setelah dari Indonesia, kapal dijadwalkan melanjutkan pelayaran ke Australia pada 1 Juli 2025.
Tur kapal dibuka pukul 09.00 WIB. kumparan mengikuti tur yang dipandu Letnan Komandan Ferrao Javier, salah satu perwira senior di kapal.
Para pengunjung diajak menjelajahi sejumlah area penting, mulai dari dek helikopter, sistem senjata, hingga anjungan navigasi.
Letnan Antonio Piñeiro, Kepala Humas Méndez Núñez, menjelaskan kapal ini sebelumnya singgah di Oman dan kini berada di Indonesia dalam rangka memperkuat kerja sama pertahanan dan diplomasi militer.
“Ini bagian dari pelayaran Indo-Pasifik bersama kapal induk kami. Kami membangun hubungan dengan negara-negara mitra, termasuk Indonesia,” kata Piñeiro.
Spesialis Pertahanan Udara Laut

Méndez Núñez merupakan kapal fregat multiperan, namun keunggulan utamanya terletak pada sistem pertahanan udara. Kapal sepanjang 147 meter ini dilengkapi sistem tempur AEGIS dan radar SPY-1D yang mampu mendeteksi hingga enam rudal secara bersamaan dan menembakkan dua rudal sebagai respons dalam satu keterlibatan.
“Kemampuan utama kami adalah melindungi kapal induk atau kapal pasukan dari serangan udara. Dalam strategi tempur, kami menjadi tameng, membuat rudal musuh mengarah ke kami, bukan ke kapal utama,” jelas Letnan Ferrao.
“Kami ibarat bodyguard yang melompat ke depan presiden saat ada tembakan,” ujar Letnan Ferrao.Meriam 5 Inci
Kapal ini juga dibekali meriam utama 5 inci MK-45 buatan Spanyol-Amerika yang mampu menembak hingga 20 peluru per menit. Sistem peluncur rudalnya terintegrasi dengan misil permukaan-ke-udara SAM STANDARD, Evolved Sea Sparrow, serta rudal anti-kapal Harpoon.
Untuk mengantisipasi ancaman, kapal ini dilengkapi peluncur decoy yang dapat mengacaukan sistem pelacak rudal musuh.
“Kalau rudal sudah mengunci kapal, kami bisa meluncurkan decoy seperti konfeti untuk membuat rudal kehilangan target,” tuturnya.
Satelit ke RS di Madrid

Selain kemampuan tempurnya, kapal ini juga dilengkapi dengan fasilitas untuk mendukung misi kemanusiaan. Di dalam kapal terdapat ruang perawatan, koneksi satelit ke rumah sakit pusat di Madrid, serta dokter militer yang akan turut serta dalam misi aktif.
Di bagian bawah dek, Méndez Núñez membawa dua tabung torpedo MK-32 dan sonar DE-1160 LF, menjadikannya efektif dalam perang antikapal selam. Kapal ini juga memiliki dek dan hanggar untuk helikopter SH-60B Seahawk, yang biasa digunakan dalam misi pengintaian atau dukungan taktis.
Ada 205 awak tetap di kapal, ditambah 31 kru udara dan staf. Di anjungan kendali, dua perwira bertugas secara bergantian mengoperasikan sistem radar dan navigasi.
“Kami tidak boleh membiarkan bahan bakar turun di bawah 50 persen. Ini prosedur standar untuk menjaga kesiapsiagaan kapal,” ujar Ferrao.
Kisah Kadet Kerajaan

Dalam sesi tur, Ferrao juga menceritakan kisah unik terkait Putri Spanyol, Leonor de Borbón y Ortiz, yang pernah menjalani pelayaran satu malam di kapal ini sebagai bagian dari pendidikan militernya. Saat ini, ia sedang menuntaskan pelatihan di Akademi Angkatan Laut Spanyol di Marín dan akan lulus pada Juli mendatang.
Méndez Núñez sebelumnya pernah terlibat dalam sejumlah misi internasional, termasuk saat kejatuhan Muammar Khadafi di Libya—meskipun tidak ikut bertempur secara langsung.
Kapal juga pernah siaga dalam operasi negosiasi penanggulangan bajak laut di perairan Somalia. Sepanjang kariernya, kapal ini belum pernah menembakkan senjata dalam pertempuran sungguhan.
Kehadirannya di Jakarta mencerminkan komitmen Spanyol dalam menjaga keamanan global dan mempererat kerja sama pertahanan di kawasan Indo-Pasifik.
Karakteristik Teknis Méndez Núñez (F-104)

Panjang: 147 meter
Bobot penuh: 5.800 ton
Kecepatan maksimum: 29 knot
Jarak tempuh: 4.800 mil laut pada kecepatan 18 knot
Propulsi: Kombinasi diesel dan turbin gas (CODOG), 2 baling-baling
Kru: 205 awak tetap + 31 kru udara dan staf
Persenjataan & Sistem
Rudal: VLS (SAM STANDARD, ESSM), Harpoon
Meriam: 5"/54 MK-45, dua senapan mesin 20 mm, dua RWS
Torpedo: MK-32 mod.9
Sistem tempur: AEGIS, radar SPY-1D, sonar DE-1160 LF
Komunikasi: SECOMSAT, INMARSAT, Link 11 & 16
Helikopter: 1 unit SH-60B Seahawk