Para dai DDII akan berdakwah di berbagai wilayah Indonesia.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Sebanyak 225 dai muda terbaik Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia resmi dilepaskan untuk bertugas di pedalaman Indonesia.
Pelepasan yang mencatat jumlah terbanyak ini dilakukan dalam momentum menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80.
Acara yang bertajuk "Dengan Semangat Kemerdekaan, Membangun Peradaban dari Pedalaman” ini bukan hanya menjadi agenda penting bagi dunia dakwah, namun juga menjadi bagian dari langkah nyata membangun bangsa melalui pendidikan, pencerahan, dan pelayanan umat di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).
Kegiatan yang berlangsung di Gedung Nusantara V Komplek DPR MPR RI, Senayan, Jakarta ini menjadi simbol sinergi antara lembaga dakwah dengan institusi negara dalam mendorong pembangunan karakter bangsa berbasis nilai-nilai keislaman yang rahmatan lil ‘alamin.
Para dai yang dilepas adalah lulusan terbaik dari lembaga pendidikan milik DDII, Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) M Natsir, dan telah menjalani pelatihan intensif, pembekalan dakwah, serta kesiapan menghadapi kondisi sosial dan geografis daerah tugas masing-masing.
Para dai membawa misi besar dan strategis untuk dakwah dan kemajuan bangsa, salah satunya adalah menamkan nilai-nilai pembangunan berkelanjutan (SDGs) pada masyarakat binaan.
Ketua Umum DDII, Dr KH Adian Husaini, menegaskan bahwa misi pengiriman dai bukan sekadar aktivitas keagamaan, tetapi bagian dari membangun peradaban bangsa dari wilayah pedalaman.
BACA JUGA: Pengibaran Bendera One Piece, Badan Siber Ansor: Silakan tapi Jangan Sampai…
“Dai adalah agen perubahan. Mereka menjalankan misi Bapak Mohammad Natsir dalam mengokohkan Indonesia dalam persatuan umat dan juga memajukan bangsa,” ujarnya.
“Islam inilah yang mengikat nusantara, pengiriman dai ini adalah cara kita memajukan Indonesia," kata dia menambahkan.
Pada momen kenegaraan ini, Dewan Dakwah sekaligus melakukan penandatangan kerjasama (MoU) dengan Baznas RI dan Kabupaten Tabalong.