
MESKI sering dibayangkan sebagai entitas yang lahir dengan tenang, bintang-bintang muda justru hadir dengan kekuatan besar. Kehadiran mereka mampu mengubah lingkungan kosmik di sekitarnya, menentukan di mana bintang lain bisa terbentuk, atau justru dicegah untuk lahir.
Dengan bantuan Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST), para astronom berhasil menangkap citra inframerah dari Pismis 24, sebuah gugus bintang muda yang berada di dalam Nebula Lobster, sekitar 5.500 tahun cahaya jauhnya di rasi bintang Scorpius. NASA menggambarkan pemandangan menakjubkan berupa gas dan debu kosmik ini seperti pegunungan bercahaya yang diselimuti awan tipis.
Namun, temuan terbaru menunjukkan bahwa lokasi lahirnya bintang-bintang tersebut jauh dari kesan indah atau lembut. Observasi JWST memperlihatkan betapa kuatnya pengaruh bintang-bintang muda berukuran raksasa terhadap lingkungan sekitarnya. Radiasi berenergi tinggi dan angin bintang yang mereka pancarkan sangat ekstrem hingga mampu meruntuhkan dinding gas dan debu massif, material yang seharusnya bisa digunakan untuk melahirkan generasi bintang baru.
“Pemandangan dramatis yang terekam JWST ini terlihat bak ilustrasi fantasi dari kisah Tolkien, The Lord of the Rings, tapi kenyataannya lebih menakjubkan daripada fiksi,” tulis Institut Sains Teleskop Luar Angkasa di Baltimore, lembaga yang mengoperasikan teleskop atas nama NASA.
JWST adalah hasil kolaborasi antara NASA, Badan Antariksa Eropa (ESA), dan Badan Antariksa Kanada (CSA). Diluncurkan pada Hari Natal 2021, teleskop ini sekarang mengorbit Matahari pada jarak kurang lebih 1,6 juta kilometer dari Bumi. Sejak awal, NASA menekankan Webb akan membawa revolusi dalam pemahaman kita tentang alam semesta. Hal itu terbukti ketika gambar pertamanya dirilis, beberapa ilmuwan mengaku sampai menitikkan air mata karena detail yang tertangkap begitu jelas.
Dalam waktu singkat, JWST telah membuka apa yang disebut astronom sebagai era emas penemuan. Teleskop ini mampu melihat kembali ke masa sekitar 300 juta tahun setelah dentuman besar, saat bintang dan galaksi pertama muncul, sekaligus meneliti atmosfer planet-planet jauh.
Pam Melroy, mantan astronot sekaligus wakil administrator NASA di era pemerintahan Biden, menegaskan bahwa potensi teleskop ini masih panjang, dengan cadangan bahan bakar yang memungkinkan operasional hingga setidaknya 20 tahun mendatang.
Hasil pengamatan Pismis 24 menunjukkan kepada para astronom betapa besar pengaruh bintang-bintang muda terhadap lingkungan sekitarnya. Gugus ini termasuk salah satu wilayah terdekat dengan Bumi yang dihuni oleh bintang-bintang masif yang baru lahir.
Citra JWST menunjukkan dengan jelas proses kelahiran bintang bukanlah peristiwa sunyi dalam balutan awan, melainkan lebih mirip badai kosmik. Bintang-bintang raksasa muda ini mengacaukan lingkungan sekitarnya, terkadang mempercepat tetapi kadang juga menghentikan proses kelahiran bintang baru. Beberapa di antaranya bahkan memiliki suhu hingga delapan kali lebih panas dibandingkan Matahari.
Struktur gas dan debu yang menjulang menyerupai jari-jari panjang terlihat mengarah ke bintang-bintang muda panas yang membentuknya. Di dalam struktur tersebut, bintang-bintang baru bermunculan.
NASA mencatat bahwa salah satu jari raksasa itu begitu besar, hingga ujungnya memiliki lebar lebih dari 200 kali diameter tata surya. Pemandangan ini hanya menunjukkan sebagian kecil dari Nebula Lobster, yang sesungguhnya jauh lebih luas dibandingkan area yang tertangkap dalam bingkai foto JWST.
Citra itu juga menampilkan ribuan bintang dengan variasi warna dan ukuran.Beberapa bintang paling terang terlihat memiliki enam duri khas, efek difraksi yang muncul dari desain cermin JWST. Selain itu, terdapat banyak bintang kecil yang bercahaya putih, kuning, hingga merah, warnanya bergantung pada jenis bintang serta jumlah debu yang menghalangi sinarnya.
Di jantung gugus ini terdapat Pismis 24-1. Dulunya para ilmuwan mengira ia adalah satu bintang paling masif yang pernah terlihat. Namun, pengamatan lebih lanjut mengungkap bahwa objek itu sebenarnya terdiri dari setidaknya dua bintang.
Meski begitu, keduanya tetap luar biasa, masing-masing memiliki massa sekitar 74 dan 66 kali lebih besar daripada Matahari. Hal ini menjadikannya salah satu sistem bintang paling terang dan masif yang pernah ditemukan. (mashable/Z-2)