Lampung Geh Bandar Lampung – Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding, menyatakan bahwa Provinsi Lampung kini menjadi role model nasional dalam pengembangan program kelas migran vokasi untuk pelajar SMA/SMK. Hal itu disampaikan dalam acara peluncuran Kelas Migran Vokasi se-Provinsi Lampung dan penandatanganan MoU antara Pemprov Lampung dan Kementerian P2MI, di Gedung Bagas Raya, Bandar Lampung, Rabu (30/7). Menteri Abdul Kadir Karding menyebutkan, gagasan membentuk kelas migran berasal dari Lampung dan kini menjadi acuan nasional. “Gagasan soal kelas migran ini sesungguhnya berasal dari Lampung. Jadi Lampung lah yang pertama menggagas soal kelas migran ini, ide dari gubernur dan jajaran. Akhirnya sekarang di mana-mana saya jadikan model di seluruh provinsi,” kata Karding.
Menteri Karding menyebut, kunjungannya ke Lampung kali ini merupakan yang kedua dalam dua bulan terakhir. Ia mengaku tertarik dengan konsep Gubernur Lampung dalam menjadikan daerah ini sebagai salah satu provinsi penempatan tenaga kerja terampil ke luar negeri. “Hari ini saya datang kedua kali dalam dua bulan ke Provinsi Lampung dan membawa tim lengkap. Karena saya sangat tertarik dengan gagasan Gubernur kita, Pak Mirza, yang akan mendorong Lampung menjadi provinsi penempatan tenaga kerja terampil ke luar negeri,” ujarnya. Untuk mewujudkan gagasan tersebut, Lampung telah meluncurkan program Kelas Migran di tingkat SMA/SMK sederajat dan universitas, sekaligus membentuk Migran Center. Migran Center akan menjadi pusat layanan pelatihan keterampilan, pelatihan bahasa, sertifikasi, hingga pemeriksaan kesehatan (MCU). “Kita ingin ada sistem dan ekosistem vokasi yang terpusat. Jadi kalau ada anak-anak yang mau MCU, mau sertifikasi, mau pelatihan skill, semuanya bisa dilakukan di Migran Center,” jelasnya. Dalam waktu dua bulan, program ini telah menunjukkan progres signifikan. Menteri Karding mengungkapkan, sebanyak 8.500 siswa telah terdaftar dalam program Kelas Migran. “Dalam waktu dua bulan, ternyata di Lampung kami telah menandatangani MoU dan sudah terdaftar 8.500 siswa yang ikut kelas migran,” tegasnya. Selain itu, Kementerian P2MI bersama Pemprov Lampung juga telah menyiapkan 40 guru bahasa Jepang sebagai bagian dari pelatihan bahasa asing untuk siswa migran. Sementara Bank Lampung tengah mempersiapkan fasilitas kredit untuk mendukung pelatihan dan biaya pemberangkatan. “Yang ketiga, Bank Lampung sedang menyiapkan kredit untuk pelatihan dan pemberangkatan. Yang keempat, dinas-dinas terkait juga sudah bekerja mengakselerasi kesepakatan kami,” tambahnya. Menteri Karding menegaskan, langkah cepat dan konkret Pemerintah Provinsi Lampung menjadi tolok ukur bagi daerah lain yang masih dalam tahap perencanaan. Ia mencontohkan provinsi lain seperti Bengkulu dan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang baru mulai membahas pembentukan kelas migran. “Di provinsi lain belum ada, baru gagasan. Tapi di Lampung dalam waktu dua bulan, seluruh gagasan sudah mulai terwujud,” tegasnya. Ia pun memuji Gubernur Lampung sebagai sosok pemimpin kreatif yang dinilai berhasil merancang solusi penurunan kemiskinan dan pengangguran melalui skema penempatan tenaga kerja migran terampil. “Saya bersyukur bahwa Pak Gubernur ini sangat kreatif. Makanya warga Lampung punya gubernur Pak Mirzani, Insya Allah tidak salah pilih,” ujarnya. Sebagai tindak lanjut, Kementerian P2MI telah membentuk tim khusus untuk berkoordinasi secara intensif dengan tim Pemprov Lampung. “Saya selaku menteri memerintahkan kepada jajaran untuk membentuk tim khusus berkomunikasi dengan tim yang dibentuk oleh Pak Gubernur. Alhamdulillah dalam dua bulan ada hasil,” pungkasnya. (Cha/Ansa)