REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –Pengurus Wilayah Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (PW RMI-NU) DKI Jakarta sukses menggelar Pesantren Penguatan Karakter untuk Remaja atau yang populer disebut Pesantren Anti Tawuran di Pondok Pesantren Darut Taufiq (Al-Falah), Cilincing, Jakarta Utara pada 8-10 Agustus 2025.
Kegiatan yang didukung Pemprov DKI Jakarta melalui Birodikmental dan Baznas Bazis DKI Jakarta ini diikuti 25 remaja dari Manggarai dan Jakarta Utara.
“Alhamdulillah, kegiatan ini berjalan sukses dan mendapat respons positif, baik dari peserta, orang tua, maupun sekolah. Bahkan ada remaja yang menyesal karena tidak ikut,” ujar Ketua PW RMI-NU DKI Jakarta, KH Rakhmad Zailani Kiki dalam keterangan persnya di Jakarta, Kamis (14/8/2025).
Meski hanya berlangsung tiga hari, Kyai Kiki menegaskan materi yang diberikan langsung menyasar pada penguatan mental, spiritual, dan wawasan peserta.
Pendekatan yang digunakan memadukan nilai-nilai keislaman—seperti sholat berjamaah, sholat tahajud, dan kultum—dengan sesi psikologi yang difasilitasi konselor profesional.
“Hasilnya, para peserta yang lulus langsung kami tetapkan sebagai kader anti tawuran di lingkungannya,” ucapnya.
Keunikan pesantren ini tak berhenti pada pelaksanaan. Usai kegiatan, panitia melakukan pendampingan intensif.
“Kami datangi mereka, ngobrol santai, memastikan komitmen mereka sebagai duta damai di sekolah dan lingkungan. Ini yang kami sebut pendekatan hati nurani,” kata Kiai Kiki.
Ia memastikan program ini akan dilanjutkan untuk angkatan berikutnya. “Kegiatan ini akan kami selenggarakan lagi untuk angkatan berikutnya sebagai solusi bagi Jakarta untuk mengatasi tawuran yang kerap dilakukan para remaja. Terima kasih kami ucapkan kepada Pemprov. DKI Jakarta yang mendukung acara ini," jelasnya.