Halaman Istana Merdeka begitu semarak dengan dekorasi perayaan HUT ke-80 Republik Indonesia. Bukan hanya bendera merah putih yang berkibar gagah, melainkan juga senyum-senyum masyarakat yang berdatangan, menjejakkan kaki di halaman Istana yang biasanya hanya bisa mereka lihat di layar kaca.
Tahun ini, perayaan HUT ke-80 RI berbeda, Istana membuka gerbangnya lebar-lebar, menyambut rakyat dengan pesta yang hangat dan meriah.
Di sekeliling lapangan, deretan tenda putih menjelma menjadi oase kuliner. Aroma bakso yang mengepul, pempek yang gurih, soto ayam dengan kuah harum, sate yang terbakar arang, hingga kopi instan, bercampur jadi satu.
Di tengahnya, bangku-bangku panjang disiapkan. Namun banyak juga yang memilih duduk lesehan di atas rumput hijau. Dari jauh, suasananya mirip piknik keluarga, hanya saja kali ini tempatnya bukan di taman, tapi Istana Negara.
Dentuman musik meriah terdengar dari panggung sederhana di sisi halaman. Ndarboy Gank, dengan gaya khasnya, mengalunkan lagu-lagu berbahasa Jawa yang membuat suasana kian hidup.
Beberapa orang larut bergoyang kecil di depan panggung beberapa memilih mendengarkan sambil menyantap bakso, ada yang mengabadikan momen dengan ponsel, ada pula yang hanya duduk, memejamkan mata, meresapi rasa; betapa Istana kali ini benar-benar terasa seperti rumah bangsa, bukan sekadar pusat pemerintahan.
Di sudut halaman, terlihat seorang pemuda sedang duduk sehabis menyantap semangkuk soto ayam, namanya Berry (27), pemuda asal Surabaya yang datang bersama empat kawannya. Ia menempuh perjalanan udara sejak Jumat.
"Emang diniatin buat datang ke Istana untuk memeriahkan, apalagi sekarang kan masa pemerintahan yang baru. Jadi kita coba pengin ikut serta dalam kemerdekaan RI yang ke-80 ini," ujarnya.
Baginya, perayaan kali ini berbeda. Menurutnya, tak ada sekat antara rakyat dan penguasa, tak ada jarak yang biasanya begitu terasa.
"Kelihatannya itu enggak ada gap, enggak ada sekat antara pemerintah dan juga rakyat," tambahnya sambil sesekali menyeruput es teh manis yang ia ambil dari salah satu stan.
Pengalamannya mengikuti upacara di Istana bukan pertama kali. Sejak 2022, Berry selalu hadir. Bahkan pada 2024 ia sempat ikut menyaksikan upacara di IKN. Namun tahun ini, ada hal yang baru baginya: pesta rakyat.
"Ini malah bagus. Ini untuk pertama kalinya kan ada ini. Jadi warga juga bisa merasakan Istana itu seperti apa, teduhnya, tenangnya seperti apa," tuturnya.
Di sisi lain halaman, seorang perempuan muda duduk sendiri di atas rumput sambil menikmati pempek dan gado-gado. Dinda Rizky Amalia (23), warga Bekasi, menempuh perjalanan sejak subuh dengan KRL.
"Kesannya senang ya karena biasanya kan lihatnya cuma dari televisi tapi kalau sekarang lihatnya langsung live-nya," ucapnya.
Meski datang seorang diri, ia merasa tidak sendirian. Suasana pesta rakyat membuatnya merasa bagian dari keluarga besar Indonesia.
"Seru terus juga ya asri lah, seru lah pokoknya," katanya sambil tersenyum malu-malu.