
Jenazah diplomat Arya Daru Pangayunan (39 tahun) tiba di rumah duka di Jalan Munggur, Jomblang, Janti, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul, Rabu (9/7).
Jenazah disambut haru oleh keluarga dan para pelayat yang sejak pagi memadati rumah duka. Isak tangis pun memenuhi ruangan.
Saat ini, jenazah tengah disemayamkan di rumah duka. Para pelayat mulai tampak mengambil air wudhu untuk menyalatkan Arya Daru.
Rencananya Arya Daru akan dimakamkan di Pemakaman Sunthen yang jaraknya 3 kilometer dari rumah duka.

Sebelumnya, Meta Bagus, kakak ipar Arya, mengatakan telah mengenal Arya Daru sejak kecil.
Tumbuh sebagai anak dosen UGM, Bagus yang lima tahun lebih tua melihat masa kecil Arya Daru. Dari dulu, adik iparnya ini sosok yang ceria.

Arya Daru merupakan anak Ir Subaryono, PH.D, dosen purna Fakultas Teknik Geodesi. Sementara Bagus anak Prof Basu Swastha Dharmmesta, Guru Besar FEB UGM.
"Saya mengenal pribadinya dia (Arya Daru) secara langsung. Anak itu baik banget, ceria. Saya itu sepanjang saya kenal Daru panjanglah berpuluh-puluh tahun itu hampir tidak pernah saya lihat Daru cemberut," kata Bagus di rumah duka.
"Seanteng-antengnya Daru itu cuma diam, senyum simpul. Marah itu enggak pernah," ujar Bagus

Seingat Bagus, Arya Daru mulai bertugas di Kemlu sejak 2014. Tugasnya pun di berbagai negara mulai dari Timor Leste, Myanmar, Argentina, hingga terakhir akan bertugas ke Finlandia.
Keceriaan Arya Daru tetap berlanjut ketika bertugas di Kemlu. Dia menjalani pekerjaannya dengan bahagia.
Happy, kadang kalau pas lagi penempatan kan kita telepon, kita ketemu, apa segala macam, itu. Dan senang-senang semua," katanya.
"Kalau penempatan, itu dia pernah di Myanmar, terus di Timor Leste, terus di Argentina, terus ini kan, akhir bulan ini berangkat ke Finlandia," ujar Bagus.
